Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Menampung Air untuk Wilayah Timur

(CS/N-3)
21/9/2016 01:00
Menampung Air untuk Wilayah Timur
(MI/LILIEK DHARMAWAN)

PERTUMBUHAN penduduk yang cepat dan urbanisasi berdampak pada terus meningkatnya pembangunan dan kebutuhan infrastruktur untuk air bersih. Kebutuhan air terus meningkat. Begitu juga kebutuhan pangan. Apalagi, saat paceklik, banyak daerah mengalami krisis air bersih dan pangan. Gagal panen akibat kekurangan air umum pun dialami daerah-daerah di Tanah Air. Untuk mengantisipasi kelangkaan air dan gagal panen, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mewujudkan ketahanan air, pangan, dan energi. Kepala Pusat Bendungan Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Imam Santoso, pekan lalu menjelaskan kebijakan yang dimaksud, yaitu implementasinya berupa pembangunan infrastruktur di bidang sumber daya air. "Mulai pembangunan 65 bendungan, yaitu 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru. Kemudian pembangunan 1 juta hektare (ha) daerah irigasi baru, rehabilitasi 3 juta ha daerah irigasi, penyediaan air baku, dan lainnya," kata Imam, akhir pekan lalu.

Upaya lain yang dilakukan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU-Pera ialah pembangunan bendungan. Saat ini ada 213 bendungan di Indonesia yang memiliki daya tampung 13,62 miliar m3. Target pemerintah ialah membangun 65 bendungan hingga 2019. Sementara itu, 29 bendungan di antaranya ditargetkan selesai pada periode Kabinet Kerja. Dalam pembangunan bendungan itu, lanjut Imam, yang terpenting ialah perhatian terhadap sejumlah aspek risiko, biaya, dan dampak sosial yang ditimbulkan. Imam menambahkan tampungan air yang memadai diharapkan bisa memenuhi kebutuhan irigasi yang berdampak besar pada produksi pangan. "Saat ini luas area lahan yang digunakan untuk persawahan mencapai 1,7 juta ha. Namun, masih ada 780 ribu ha persawahan yang harus diairi melalui bendungan. Dengan penyelesaian 29 bendungan baru selama Kabinet Kerja, diharapkan saluran irigasi yang bisa terairi bisa bertambah 172 ribu ha,” ungkapnya.

Saat ini pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pembangunan infrastruktur bendungan di Indonesia bagian timur, seperti Bali (3), Nusa Tenggara Barat (4), Nusa Tenggara Timur (7), Sulawesi (9), Maluku (1), serta Papua (1). Jadi, total ada 25 bendungan. Bendungan yang akan dibangun di daerah-daerah tersebut merupakan bendungan multifungsi, yaitu untuk irigasi, reduksi banjir, air baku, dan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Imam, beberapa bendungan yang dibangun di wilayah timur ialah Napunggete di Nusa Tenggara Timur, Wai Apu di Maluku, Kuwil dan Lolak di Sulawesi Utara, Ladongi di Sulawesi Tenggara, serta Baliem di Papua. Proyek pembangunan irigasi dan bendungan di Indonesia melibatkan sejumlah lembaga pemerintah, antara lain Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dan pemerintah daerah yang punya peran besar mendukung pembangunan infrastruktur sumber daya air. (CS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya