HUJAN seharian yang menyisakan cuaca dingin dan sesekali gerimis tidak mengurangi kekhidmatan dan semarak perayaan malam Tahun Baru Imlek 2566
di Pontianak, Kalimantan Barat. Sejumlah kelenteng dan wihara tetap dipenuhi warga Tionghoa yang melakukan persembahyangan. Aroma dan kepulan asap pembakaran hio pun menyeruak dari tempat peribadatan tersebut.
Warga mendatangi kelenteng dan wihara sejak awal malam hingga dini hari.
Mereka bermunajat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan berharap peruntungan serta karunia kesehatan.
"Tahun ini kami berharap rezeki akan lebih baik lagi dari yang sudah-sudah," kata Alex, 49, saat ditemui di Wihara Pattica Samuppada, kemarin.
Alex bersama keluarga selalu bersembahyang Imlek di wihara di Jl WR Supratman tersebut karena dianggap membawa hoki alias keberuntungan. Ia merasa persembahyangan kali ini lebih khidmat dan ramai.
Selain bersembahyang di kelenteng dan wihara, malam Tahun Baru Imlek juga dirayakan dengan pesta kembang api. Langit Kota Pontianak yang mendung pun menjadi benderang dan berwarna-warni akibat cahaya kembang
api. Permainan ini digelar warga di sepanjang malam di setiap sudut kota.
Pesta kembang api menjadi tradisi perayaan Imlek di Pontianak. Atraksi tersebut jauh lebih semarak daripada saat pergantian tahun Masehi.
Semarak pesta kembang api itu semakin terasa saat berada di kawasan pecinan, seperti di Jl Gajah Mada.
Di Kalimantan Timur, perayaan malam Imlek dinodai dengan pemadaman listrik secara total di Balikpapan, Kutai Kartanegara, Samarinda, dan Bontang yang masuk dalam jaringan sistem Mahakam.
Kejadian ini berlangsung puluhan jam dan tidak secara merata langsung menyala di semua kawasan. Pemadaman listrik mulai terjadi Rabu (18/2) malam pukul 07.00 hingga pagi hari pukul 06.00 Wita, namun di sejumlah kawasan listrik baru menyala pukul 15.00.
GM PLN Kaltim Kaltara Machnizon mengakui terjadi pemadaman total untuk empat kota disebabkan gangguan transmisi di saluran udara tegangan tinggi (SUTT/SUTET) pada Gardu Induk (GI) Embalut-Tengkawang antara Tengkawang Embalut, Kutai Kartanegara. "Namun, sejak Kamis pagi sudah mulai normal kembali meski dilakukan secara bertahap," katanya, kemarin.
Di Jawa Timur, perayaan Imlek di kampung Tambak Bayan Surabaya yang dihuni mayoritas etnik Tionghoa di berlangsung sederhana. Deretan rumah yang berada di kampung tersebut perayaan Imlek tidak terlalu mencolok.
Di Nusa Tenggara Timur, ratusan warga Tionghoa di Kupang mengikuti misa menyambut Tahun Baru Imlek 2566 di Gereja Katedral setempat, kemarin.
Misa Imlek tersebut digelar secara rutin setiap perayaan Imlek, yaitu ketika pemerintah menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional pada 2002. Nuansa misa pun serbamerah, mulai dari jubah yang dikenakan pastor hingga suasana gereja.
Padat kendaraan Pada bagian lain, terkait libur Imlek, arus kendaraan di ruas Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, mengalami kepadatan, kemarin. Kendaraan yang melintas dan menumpuk di sejumlah rest area didominasi kendaraan berpelat nomor Jakarta.
Volume kendaraan di ruas tol didominasi kendaraan pribadi serta bus-bus wisata berpelat nomor Jakarta yang akan berwisata ke Kota Bandung.
"Hanya mengisi liburan ke Bandung sambil belanja dan mengunjungi tempat-tempat kuliner di Bandung," kata Deni, salah seorang warga Jakarta yang ditemui di rest area 72, kemarin.
Di Sumatra Utara, suasana hari libur Imlek membuat suasana lalu lintas di Kota Medan menjadi sepi. Padahal, biasanya sejumlah kawasan dan jalan-jalan utama di kota ini setiap hari ramai dan bahkan selalu macet.
Kemarin, sejumlah kawasan pertokoan yang biasanya ramai seperti kawasan Asia Mega Mas, Kesawan, Sudirman, Petisah, dan tempat-tempat lainnya tidak satu pun yang buka. Umumnya para pemilik toko yang menjual aneka kebutuhan ini dimiliki oleh para pengusaha keturunan Tionghoa yang sedang melaksanakan Imlek.
"Besok (hari ini) mereka baru buka, Bang. Hari ini tidak ada yang buka mereka sedang merayakan Imlek," kata Suhardi, petugas parkir di kawasan kompleks pertokoan Petisah.
Tak pelak, kondisi Imlek ini benar-benar membuat para pengguna jalan merasa nyaman bepergian ke tempat tujuan mereka. "Plong, enggak ada hambatan kemacetan seperti biasa," ujar Bahri, warga Medan, kemarin.