Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
UNTUK meningkatkan perekonomian masyarakat di musim kemarau basah kali ini telah menjadi anugrah bagi petani di berbagai daerah di wilayah Priangan Timur. Terutama dalam pengolahan lahan pertanian.
Namun, mereka juga mengalami kesulitan pada musim panen sekarang ini, karena curah hujan terkadang terjadi berdampak pada sulitnya penjemuran gabah kering basah.
Ketua Gapoktan Tani Kota Tasikmalaya, Yuyun Suyud mengatakan, pengolahan lahan pertanian yang terjadi di musim kemarau basah sekarang ini banyak petani mendapatkan anugrah terutama mendapatkan hasil gabah yang melimpah dan mereka juga kembali melakukan pengolahan lahan untuk kembali di tanam. Namun, banyak juga petani mengeluhkan hasil panen yang mereka dapatkan sulit untuk dijemur setelah hujan terjadi dan terkadang hasil panen yang didapatkannya tumbuh dalam karung.
"Banyak lahan pertanian yang telah ditanam kembali oleh petani setelah mereka melakukan panen, akan tetapi yang paling sulit sekarang ini melakukan penjemuran karena cuaca terkadang panas, mendung dan terjadi hujan. Bahkan ada pula petani, meninggalkan masa panen tiba karena hujan yang terjadi sekarang ini terkadang deras, ringan dan sedang dan mereka juga menunggu panas kembali," katanya, Rabu (24/8).
Yuyun mengungkapkan lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat bisa meningkatkan sumber perekonomian dan bisa juga Tasikmalaya menjadi lumbang padi terbesar di Jawa Barat pada musim kemarau basah kali ini dibandingkan pada musim kemarau panjang tahun lalu mengalami penyusutan karena lahan pertanian yang mereka kelola gagal panen karena mengalami kekeringan.
"Tasikmalaya bisa dijadikan sebagai lumbang padi di Jawa Barat karena terbukti pada musim kemarau basah kali ini mengalami peningkatan terutama menanam dan panen secara serentak, akan tetapi harga gabah pun telah merangkak naik dibandingkan dengan HPP pemerintah yakni sebesar Rp3.700 per kg. Akan tetapi, untuk kali ini harga gabah kering giling telah dijual seharga Rp5.800 per kg dari Rp6.000 per kg, namun untuk gabah kering punggut masih berada pada Rp5.000 per kg," ujarnya.
Selain itu, Yuyun mengatakan, pihaknya terus berupaya bersama petani lainnya untuk tetap melakukan upaya terutama menanam kembali lahan pertanian yang masih cukup air pada musim sekarang ini. Meskipun, hasil panen yang dilakukannya rata-rata kadar air banyak dan itu juga membutuhkan waktu saat melakukan penjemuran padi pada kondisi sekarang ini.
"Musim kemarau basah sekarang ini memang petani yang telah menghasilkan hasil gabah pungut biasanya mengalami kesulitan saat akan melakukan penjemuran karena kadar air yang banyak dan cuaca di musim sekarang ini terkadang panas dan terkadang hujan. Akan tetapi, itu semuanya membutuhkan kesabaran meski gabah yang lama tersimpan di dalam karung biasanya tumbuh," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Subrive Ciamis Cecep Panjinandia mengatakan, untuk musim kemarau basah sekarang mengalami peningkatan meski kadar air pada gabah kering punggut hanya mencapai 14 persen dan gabahnya bisa mencapai 3 persen. Namun untuk penyerapan gabah dari mulai Kabupaten / Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Kabupaten Garut masih mengalami peningkatan terutama mitra kerja petani pun semakin tumbuh untuk terus melakukan penanaman.
"Alhamdulilah penyerapan gabah di bulan sekarang ini mengalami peningkatan di wilayah Priangan Timur dengan mencapai 195 ribu ton gabah kering pungut dari petani, akan tetapi setelah melakukan penggilingan menjadi beras telah mencapai 170 ribu ton dan itu diperuntukan untuk masyarakat yang menerima beras rasta setiap bulan dan telah tersimpan di masing-masing gudang bulog," kataya.
Cecep mengungkapkan, Bulog akan terus melakukan upaya terutama melakukan penyerapan beras bagi masyarakat dan akan aman pada tiga bulan kedepan. Karena sekarang ini, petani terus melakukan pengolahan lahan dan menanam diruas lahan yang masih memiliki sumber mata air meski terkadang panas dan terjadang juga hujan.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved