Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KONFLIK tapal batas di antara dua nagari di Kabupaten Sijunjung dengan Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, berujung dengan pembakaran 10 unit rumah barak pekerja perkebunan kelapa sawit. Wali Nagari Gunung Selasih Pulau Punjung, Dharmasraya, Sumbar, Agusnadi Datuk Rajo Adil menjelaskan sekitar 500 warga dari kampung tetangga, Nagari Kunangan Parit Rantang, Kabupaten Sijunjung, tiba-tiba datang sekitar pukul 11.00 WIB lalu membakar rumah barak pekerja bongkar muat kebun sawit. Menurutnya, rumah-rumah kayu tersebut berada di konsesi sebuah perusahaan kebun sawit. "Lokasinya sekitar 3 km dari pemukiman warga Jorong Kampung Surau," ujarnya. Dia menjelaskan kawasan yang menjadi lokasi perusahaan sama-sama diklaim warga Nagari Kunangan Parit Rantang maupun Jorong Kampung Surau Nagari Gunung Selasih.
Akan tetapi, menurut dia, konflik tapal batas itu berakar dari kecemburuan kesempatan kerja di perusahaan sawit itu. "Kalau soal tapal batas sudah sampai di provinsi. Artinya provinsi yang menentukan," ujarnya. Hanya, lanjut dia, klaim tapal batas bermuara pada alokasi atau kesempatan kerja di perusahaan tersebut. Agusnadi mengaku, selama 10 tahun keberadaan perusahaan sawit itu, warganya mendapat porsi lebih, baik sebagai karyawan di pabrik maupun pekerja bongkar muat sawit. "Selama ini ada kesepakatan, Senin dan Jumat, jatah bongkar muat orang Parit Rantang, sedangkan sisanya yakni lima hari lainnya orang Kampung Surau. Adapun untuk pekerja di pabrik, sekitar 70% adalah warga kami," tandas Agusnadi.
Sementara itu, warga sekitar, Edwin, mengatakan pembakaran rumah-rumah tersebut bermula dari rencana pembangunan gapura oleh masyarakat Kampung Surau sebagai tapal batas. Dia menambahkan pemasangan gapura sudah direncanakan tiga hari lalu. Namun, karena warga Parit Rantang tidak terima, rencana itu diurungkan. Kamis, 28/7 sudah diselesaikan, tetapi tiba-tiba saja mereka menyerang tadi," tukasnya. Wakapolda Sumatra Barat Kombes Nur Afiah mengatakan konflik dua kampung tersebut merupakan sengketa pabrik sawit yang ada di wilayah hukum Dharmasraya. "Setiap pihak mau menguasai lokasi pabrik. Itu yang didapat dari masyarakat Kampung Surau. Lokasi pabriknya di wilayah hukum Dharmasraya," ujarnya. Seusai kejadian tersebut, sebutnya, Kapolda Sumbar Brigjen Basarudin langsung turun ke lokasi kejadian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved