TEKNOLOGI pengelasan yang berkembang pesat, sejatinya harus diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia. Sayangnya, pemerintah masih belum memberikan perhatian serius.
"Salah satu yang bisa dilakukan ialah dengan memberi pengenalan dan pembekalan tentang proses las MIG (metal inert gas) bagi pelaku UMKM bengkel las dan juru las," ujar Heru Kusumo, Ketua Umum KBLI (Komunitas Bengkel Las Indonesia) dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (5/3).
Langkah ini dirasa tepat, karena minimnya perhatian pemerintah kepada pelaku usaha bengkel las. Jika kursus di lembaga pelatihan tentu akan mengeluarkan biaya mahal. "Ini diadakan berkat kerja sama dengan para mitra KBLI secara gratis," tambah Heru.
Acara yang berlangsung di STKIS (Sekolah Tinggi Kejuruan Imran Sofran), Anyer, Banten pada Sabtu (4/3) itu, mendapat sambutan hangat kalangan praktisi pengelasan di wilayah Banten.
Meski kegiatan hanya berlangsung sehari, namun peserta mengikuti dengan seksama pembekalan ilmu tersebut. "Selama ini insan pengelasan tanah air sudah diakui dunia. Selain mahir, mereka juga dikenal banyak akal dan berani," jelas Helman Novrando, Ketua API-IWS (Asosiasi Pengelasan Indonesia) Banten, yang menjadi tuan rumah.
Dalam ruang teori, materi ilmu las MIG dibeberkan secara gamblang dan mudah dipahami oleh instruktur profesional Norsaiful Anuar. Sementara itu, Endang Insan Murzani, menyampaikan materi Pengetahuan Dasar Las dan K3 Pengelasan.
Setelah itu berlanjut ke workshop, dan untuk praktik sudah disiapkan segala peralatan mengelas persembahan MultiPro dan Iprix. "Ini keren dan sangat bermanfaat buat cari cuan sekaligus menambah keahlian," komentar Azizi HR, peserta asal Merak, Banten.
Untuk menambah motivasi peserta, Yudia Bakti, Sekjen API-IWS Pusat mempersilakan warga yang tertarik profesi merangkai besi, khususnya bengkel las dan juru las agar memanfaatkan kesempatan emas ini.
"Sebab minggu depan kami akan adakan lagi di Surabaya," tuturnya sekaligus diamini Nirwan Lesmana, Sekjen KBLI Pusat. (RO/O-2)