Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENJUALAN hewan ternak khususnya sapi di Palu, Sulawesi Tengah, mengalami penurunan. Hal ini merupakan imbas merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menyebar di lima kabupaten.
Salah satu pedagang sapi, Marwan Abdillah mengatakan, sejak Januari hingga saat ini penjualan sapi menurun drastis. Itu, tidak hanya terjadi di pasar hewan, namun juga terjadi sampai ke sejumlah pusat peternakan. "Pokoknya sudah susah sekali menjual sapi sekarang," terang Marwan di Palu, Senin (13/2).
Menurutnya, jika dulu sebulan rata-rata bisa menjual 20 sampai 30 ekor sapi, sekarang menjual 10 ekor sapi saja sudah susah. Apa lagi untuk melayani pembelian antarpulau seperti ke Kalimantan.
"Kebanyakan sapi kami dijual ke Kalimantan. Karena ada PMK ini, banyak juga langganan kami stop pembelian," ungkap Marwan.
Walau PMK belum menyebar di Kota Palu, namun Marwan mengakui para pelanggan tetap enggan membeli sapi dari peternakannya. "Mereka takut sapi dari kami bawa PMK sampai ke kota mereka. Itu saja alasannya. Bisa dimaklumi lah," tegas Marwan.
Pedagang sapi lainnya, Umar Udin menyebutkan, tidak hanya penjualan sapi antarpulau yang mengalami penurunan penjualan. Namun, penjualan di dalam kota juga mengalami yang sama. Bahkan, untuk menjual satu ekor sapi saja sudah sulit apa lagi sapi tersebut tidak jelas asalnya.
"Sekarang itu hanya sapi-sapi yang jelas dari peternakan tertentu laku terjual. Dan tentu dilihat dari fisik dan kesehatannya juga. Tapi, kalau sapi dari luar, susah laku karena orang takut terkangkit PMK," ungkapnya.
Umar menambahkan, meski penjualan sapi sangat susah, namun harganya tidak turun. "Kalau harga masih tetap dari Rp16 juta sampai Rp50 juta per ekor tergantung ukurannya," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala UPT Veteriner Dinas Perkebunanan dan Peternakan Sulteng, Erwin Hurudji mengatakan, sudah 1.262 kasus hewan ternak khususnya sapi positif PMK di Sulteng, 23 di antaranya mati. Donggala, menjadi kabupaten yang paling parah penyebaran kasusnya dengan 845 kasus.
Selain Donggala, kasus PMK di Sulteng juga ditemukan di Morowali (99 kasus), Morowali Utara (144), Poso (1), serta Tolitoli (38). "Kita berharap dengan adanya vaksin bisa memutus penyebaran PMK di Sulteng, khususnya di lima kabupaten itu," tutupnya. (OL-15)
KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah naik menjadi 494 kasus.
PENYEBARAN Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini masih terus terjadi di berbagai daerah.
DKPP Kota Bandung, Jawa Barat memperkirakan, kebutuhan vaksin penyakit kuku dan mulut (PMK) pada hewan berkuku belah di Kota Bandung sekitar 5.000 dosis.
KASUS penyakit mulut dan kukylu (PMK) telah meluas di lima kabupaten di Provinsi Bengkulu dalam sepekan terakhir.
Presiden juga memberikan arahan agar jajaran kementerian dan lembaga terkait menyiapkan obat-obatan dan tenaga penyuntik vaksin serta menjaga mekanisme pengawasan.
PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terus meluas ditujuh kabupaten di Provinsi Bengkulu, mencapai 447 ekor ternak pada Selasa (28/6).
MANAJEMEN Persipal Palu, Sulawesi Tengah, berencana melakukan try out (uji coba) ke Pulau Jawa.
Berdasarkan rencana, Witan Sulaeman hanya berlibur beberapa hari di Palu usai menjalani karantika setelah tiba ke Indonesia.
Meski telah menjalin kesepakatan, Bambang Nurdiansyah atau akrab disapa Banur masih menunggu surat resmi dari klub sebelumnya, Rans Nusantara.
Pihak manajemen merasa tidak pernah tanda tangan persetujuan agar kompetisi kasta kedua liga Indonesia itu dihentikan.
Bonus diserahkan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid bertepatan dengan peluncuran Palu Sport Event 2023 di Palu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved