Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Ada Tanah Abang di Kalimantan

Deny Susanto/N-4
07/7/2015 00:00
Ada Tanah Abang di Kalimantan
(MI/DENNY SUSANTO)
RIBUAN orang memadati Pasar Sudimampir, pasar tradisional terbesar di Kalimantan Selatan (Kalsel). Apalagi selama Ramadan dan menjelang Lebaran, lautan manusia memenuhi pasar tradisional itu. Tumpah ruah orang di pasar tersebut menimbulkan kemacetan terparah di Kota Banjarmasin.

Kawasan pasar yang berada di tepi Sungai Martapura ini dijuluki 'Tanah Abang-nya Kalimantan'. Pada umumnya para pedagang di pasar tersebut menjual konveksi dalam jumlah besar. Konsumen boleh membeli grosiran ataupun eceran.

Pada umumnya para pembelinya berasal dari sejumlah kabupaten di Kalsel maupun pedagang yang memasok dagangan ke pasar-pasar besar di Palangkaraya, Sampit, Kapuas, Muara Teweh, Tamiyang, dan Layang di Kalimantan Tengah. Ada juga pembeli yang khusus memasok dagangan ke Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang di Kalimantan Timur, hingga Kalimantan Utara.

Mayoritas barang-barang konveksi ini berasal dari Pasar Tanah Abang yang dibawa melalui Pelabuhan Trisakti, kemudian menggunakan angkutan truk dibawa ke berbagai daerah termasuk ke Pasar Sudimampir ini.

"Bulan Ramadan merupakan musim panen bagi para pedagang Sudimampir. Omzet penjualan konveksi per harinya diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah," kata Haji Murni, salah satu pedagang yang memiliki toko besar di Pasar Sudimampir, Minggu (28/6).

Mayoritas pedagang di Pasar Sudimampir ini bukanlah orang Banjar, melainkan pedagang dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Orang-orang Amuntai sudah berdagang sejak Pasar Sudimampir yang usianya diperkirakan ratusan tahun.

Kepala Dinas Pasar Kota Banjarmasin, Hermansyah menjelaskan kawasan Pasar Sudimampir terdiri dari beberapa pasar terpisah dan disesuaikan dengan produk yang dijual.

Seperti Pasar Sudimampir I dan II serta Sudimampir Baru menjual konveksi. Sedangkan Pasar Cempaka menjual konveksi, barang kelontong, dan obat-obatan. Kemudian ada Pasar Lima yang menjual sembako, barang pecah belah, dan bahan bangunan.

Data Dinas Pasar Kota Banjarmasin menyebutkan total jumlah pedagang di Pasar Sudimampir 1.200 pedagang baik besar maupun kecil. Tenaga kerja yang terlibat di pasar diperkirakan mencapai 500 orang.

Pasar tradisional terbesar ini mampu menghasilkan pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin Rp6 miliar per tahunnya. Pemerintah Kota Banjarmasin berencana melakukan penataan kawasan pasar yang mulai kumuh dan menjadi simpul kemacetan kota itu.

"Kami akan membangun pasar tradisional modern seperti Pasar Mangga Dua di Jakarta. Diperkirakan, penataan kawasan Pasar Sudimampir ini akan menelan biaya Rp200 miliar," ujar Hermansyah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya