Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Jumlah Menurun, tapi Angka Stunting di Sulsel Masih Tinggi

Lina Herlina
23/8/2022 14:52
Jumlah Menurun, tapi Angka Stunting di Sulsel Masih Tinggi
Ilustrasi stunting.(Antara)

ANGKA stunting di Provinsi Sulawesi Selatan masih tinggi. Karenanya, tahun 2022, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, mencanangkan Program Stop Stunting, yang digalakkan juga di 24 kabupaten/kota yang ada. Agar target 5% angka stunting bisa tercapai.

Sebenarnya, di Sulsel, tiga tahun terakhir, angka stunting mengalami penurunan, yang pada 2021 lalu angka stunting hanya 27,4%. Tapi itu masih harus ditekan agar berhasil mencapai target secara nasional.

Baca juga: 

Menurut Martira Maddepungeng, Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulsel, stunting itu terjadi pada balita dengan usia di bawah dua tahun, yang berpengaruh pada kualitas otak juga.

"Jika stunting tidak kita tekan sejak dini, maka generasi emas Indonesia pada 2048 mendatang akan hilang. Sehingga semua shalter turun tangan dan melakukan audit stunting. Bukan hanya perbaikan gizi, tapi imunisasi juga harus dilakukan untuk anak," jelas Martira

Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel Andi Nurseha mengakui, jika capaian target stunting yang menurun di Sulsel, belum mencapai target capaian nasional dan juga target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Sulsel.

Data Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, angka stunting di Sulsel mencapai 27,4%, dari angka nasional 24,4 persen. Padahal 2021, Sulsel menargetkan angka stunting turun 24,59%.

Nurseha menambahkan, ada sejumlah upaya yang sedang dimaksimalkan untuk menurunkan kasus stunting di Sulsel. Hal ini juga mengingat bahwa pengentasan stunting merupakan program nasional untuk menciptakan generasi emas.

Secara nasional, pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting menurun hingga 14% pada 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, maka Sulsel juga mendukung dengan berbagai langkah dan upaya. Seperti membentuk Tim Pendamping Gizi yang telah tersebar pada 10 lokus di masing-masing 24 kabupaten/kota se-Sulsel.

Banyak hambatan yang ditemui dalan pengentasan stunting, yaitu adanya anggapan jika penanganan stunting hanya persoalan kesehatan, padahal stunting juga bisa berdampak pada masalah lain seperti sosial dan ekonomi.

"Ada tiga faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap terjadinya kasus stunting yaitu pola asuh, pola makan dan sanitasi lingkungan. Itu terkait bagaimana keluarga memberikan pengasuhan ke anaknya. Pola makan bagaimana keluarga ini memberikan makanan yang betul-betul sesuai dengan tumbuh kembang anak dan sanitasi lingkungan," urai Nurseha. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya