Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kementerian Pertanian Targetkan Swasembada Kedelai pada 2026

Djoko Sardjono
18/8/2022 20:50
Kementerian Pertanian Targetkan Swasembada Kedelai pada 2026
Panen raya kedelai di Klaten, Jawa Tengah(MI/DJOKO SARDJONO)

 


KEMENTERIAN Pertanian menargetkan swasembada kedelai pada 2026. Sejak 25 tahun lalu, Indonesia sangat bergantung pada kedelai impor.

"Untuk bisa mencapai swasembada, kita semua harus bersama-sama mendukung kebangkitan kedelai dengan meningkatkan produktivitas dan luas tanam. Tanpa itu target swasembada sulit dicapai," ungkap Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Kementan RI, Yuristiyanto, seusai bersama Bupati Klaten Sri Mulyani melakukan panen
raya kedelai di Desa Burikan, Klaten, Kamis (18/8).

Impor kedelai Indonesia pada 2021 mencapai dua juta ton, sedangkan
produksi dalam negeri hanya mencapai 0,3 juta ton.

"Untuk memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri sekitar 86%
impor dari luar negeri. Maka, hari ini kita bangkitkan kedelai agar ke
depan bisa berdaulat di negeri sendiri," imbuh Yuristiyanto.

Untuk bisa mencapai target swasembada kedelai pada 2026, tambahnya, produksi maupun luas lahan tanam kedelai ditingkatkan.

"Berdasarkan hasil ubinan kedelai di Cawas sudah 3,24 ton per hektare. Ini modal utama untuk dapat mewujudkan program swasembada kedelai pada 2026," ujarnya.

Terkait lahan untuk pengembangan tanaman kedelai, menurut Yuristiyanto,
sudah siap dengan penanganan kedelai tebu dan kedelai sawit. Target lahannya mencapai satu juta hektare.

Ia menambahkan, saat ini harga kedelai yang berlaku di tingkat petani hanya Rp10.000 dan Rp12.000 per kilogram di tingkat konsumen. Untuk menggairahkan petani tanam kedelai, Kementan akan mengusulkan harga acuan Rp10.300 di tingkat petani dan Rp11.400 per kilogram di konsumen. Usulan akan disampaikan lewat Badan Pangan Nasional.

"Kita juga akan mencoba ada gerakan khusus untuk tanam benih. Kalau
gerakan tanam benih itu tidak kita lakukan, maka program swasembada
kedelai pada 2026 tidak akan bisa dicapai," tandasnya.

Sementara itu, Bupati Sri Mulyani mengatakan bahwa peningkatan produksi
kedelai di Kabupaten Klaten masih terbuka lebar, baik melalui
produktivitas maupun peningkatan luas tanam.

Dengan produktivitas tinggi akan meningkatkan pendapatan petani kedelai. Hal ini telah dibuktikan oleh petani Desa Burikan, Kecamatan Cawas, yang menghasilkan kedelai 3,4 ton per hektare.

"Terkait kebutuhan kedelai, Kabupaten Klaten pada 2021 mengalami
kekurangan 12.056 ton. Kebutuhan kedelai tahun lalu itu sebanyak 13.275
ton, sedangkan hanya tersedia 1.219 ton," jelasnya.

Mengingat harga kedelai di tingkat petani masih rendah, Bupati Sri
Mulyani berharap pemerintah pusat dapat membantu mengangkat harga
kedelai untuk meningkatkan kembali minat petani tanam kedelai.

"Peran perguruan tinggi juga sangat penting untuk membina dan
mendampingi para petani kedelai di Klaten, agar mereka tetap semangat
dan bergairah kembali menanam kedelai," imbuhnya.

Petani Desa Burikan melakukan panen raya kedelai di lahan seluas 80 hektare yang dipusatkan di lahan milik kelompok tani Mardi Tani dan Marsudi Tani, dengan demfarm pendampingan UGM 10 hektare.

Panen raya kedelai di Desa Burikan dihadiri Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian UGM Eni Harmayanti, Kadis Pertanian dan Perkebunan Jateng
Supriyanto, dan Forkopimda Klaten. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik