JALUR pantai utara (pantura) Jawa tidak pernah sepi. Ribuan kendaraan melintas di jalan raya yang sering kali berlubang, bergelombang, macet, dan memasuki musim hujan berubah menjadi kubangan. Lubang-lubang dipenuhi air kecokelatan. Kendaraan ekstra hati-hati saat melintas. Jalur pantura pun menjadi jalur paling favorit pilihan para pemudik. Berdesak-desakan di saat mudik menjadi hal yang wajar.
"Setiap mudik lewat pantura selalu bikin pusing. Berdesak-desakan dan banyak jalan bergelombang. Capek pastinya," ujar Madun, sopir travel yang mengaku jenuh setiap kali mengantar penumpang lewat jalur pantura di saat mudik.
Sejumlah pengemudi mobil lainnya mengaku sama. Mereka harus berjibaku berebut jalan dengan para pengendara sepeda motor. Naik kereta api menjadi pilihan. Perjalanan mudik yang cukup menyiksa itu telah diatasi dengan adanya tol baru Cikopo-Palimanan (Cipali).
Saat para pemudik keluar dari Tol Palikanci di Tegalkarang, pengguna kendaraan pribadi yang hendak menuju Jakarta tidak perlu berbelok ke kanan menuju jalur pantura. Mereka tinggal luruskan kemudian mengarah ke pintu masuk Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Deretan pintu masuk dan keluar pun sudah berfungsi. Jalan tol baru itu dibagi menjadi dua arah, yakni dari Jakarta menuju Cirebon dan sebaliknya.
Selesainya pembangunan jalan tol tersebut membuat terhubungnya sebagian jalan tol trans-Jawa, mulai Merak, Banten, hingga Pejagan, Jawa Tengah. Dengan kecepatan rata-rata 70 hingga 80 km/jam, hanya dibutuhkan waktu 1 jam saja untuk bisa sampai ke Subang. Saat saya melintas pada pukul 15.28 WIB melewati Km 187 di Palimanan, tiba di Subang tepatnya di Km 120 sekitar pukul 16.28 WIB. Itu pun masih berhenti di beberapa titik untuk mengambil foto.
Bandingkan jika harus melewati jalur pantura. Dari Kabupaten Cirebon menuju Kabupaten Indramayu saja dibutuhkan waktu lebih dari 2 jam.
Adapun untuk menuju Subang, dibutuhkan waktu 3 jam. Waktu tempuh bisa lebih lama jika terjadi kemacetan lalu lintas akibat aktivitas sejumlah pasar tumpah yang berada di pinggir jalan pantura, ditambah lagi jalanan yang penuh lubang.
Apalagi setiap libur panjang akhir pekan, perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon bisa memakan waktu lebih dari 6 jam. Pembebasan lahan yang memakan waktu 6 tahun dan pembangunan jalan Tol Cipali selama 2,5 tahun itu akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo pada Sabtu (13/6).
Pembangunan jalan Tol Cipali sepanjang 116,75 kilometer itu menelan dana Rp12,5 triliun. Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi penyelesaian pembangunan jalan tol sebelum puasa. Sebelumnya tol tersebut ditargetkan selesai sebelum Lebaran. Namun, Presiden menyayangkan lambatnya penyelesaian Tol Cipali yang memakan waktu 6 tahun untuk pembebasan lahan. "Pembebasan lahan mencapai 6 tahun jelas ini ada yang tidak betul dalam regulasi kita," ujar Jokowi.
Proyek Tol Cipali sudah dimulai dengan groundbreaking oleh Menteri Pekerjaan Umum sebelumnya, Djoko Kirmanto, pada 8 Desember 2011. Pelaksanaan pembangunan dilakukan PT Lintas Marga Sedaya melalui komposisi pemegang saham, yaitu PLUS Expressways Berhad dan PT Baskhara Utama Sedaya dengan total investasi sebesar Rp12,56 triliun. Masa konsesinya 35 tahun.
Adapun pekerjaan konstruksi dilakukan konsorsium PT Karabha Griyamandiri - PT Nusa Raya Cipta Joint Operation (KGNRC Jo).
Saat saya memantau lebih dekat kondisi jalan Tol Cipali, di Km 163 terdapat Jembatan Pasir Melati. Kemudian di sepanjang Km 148 hingga Km 150 dari arah Jakarta menuju Cirebon terdapat tebing curam setinggi 5 meter dan di bawahnya parit. Parit tersebut bersebelahan dengan sawah penduduk.
Tikungan tajam Sejumlah tempat beristirahat (rest area) sudah siap ditempati, ada pula yang masih dalam tahap pembangunan. Saat memasuki Km 165 dan Km 166 terdapat masjid, SPBU, dan toko. Kawasan yang sudah masuk Kabupaten Majalengka itu merupakan salah satu rest area yang ada di Tol Cipali.
Rest area lainnya terdapat di Km 131 masuk Kabupaten Indramayu. Tol Cipali memiliki sejumlah tikungan tajam. Para pemakai kendaraan harus berhati-hati setiap melewati tikungan di tol tersebut. Tikungan tajam terlihat sepanjang Km 183 hingga Km 180. Lengkungan jalan ada yang mencapai 60 derajat. Dari arah Cirebon menuju Jakarta, terdapat kelokan nyaris membentuk huruf U.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memaparkan Tol Cipali dirancang untuk membuka daerah yang selama ini terisolasi. Itu bisa terlihat dari sejumlah jalan keluar (<>interchange). Untuk Kabupaten Indramayu, interchange dibuka di daerah Terisi. Di titik itu pengemudi bisa keluar menuju Terisi-Cikedung-Jangga. Daerah-daerah tersebut sebelumnya sangat jauh dari pusat pemerintahan di Indramayu. Bahkan daerah-daerah itu masuk kategori yang susah dijangkau kendaraan.
Adapun interchange di Kabupaten Majalengka yaitu di daerah Bogas. Kendaraan yang keluar dari titik tersebut bisa langsung masuk ke ruas arteri Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka. "Keberadaan jalan tol ini telah membuka akses ke sejumlah daerah yang sebelumnya terpencil," jelasnya. (RZ/N-4)