Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LAPORAN terbaru dari Organisasi internasional Sinergia Animal dan bisnis sosial Shifting Values menunjukkan bahwa masih banyak perbankan dan investor yang tidak memiliki kebijakan untuk mencegah bentuk kekejaman terhadap hewan dalam memberikan pinjaman dan pendanaan mereka. Dokumen tersebut, yang diluncurkan bersamaan dengan platform interaktif bankforanimals.org, menilai kebijakan dari 69 bank dan investor dari 19 negara berbeda di lima benua (Asia, Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Amerika Selatan).
Dari jumlah tersebut, 90% institusi memiliki skor kurang dari setengah dari jumlah total skor yang dapat dicapai, yang terdiri dari 21 kriteria seperti larangan praktik mutilasi dan pengurungan hewan ternak di kandang baterai dan kandang besi (dengan ukuran yang tak cukup bagi babi dapat bergerak leluasa), serta pengujian pada hewan dan perdagangan satwa liar. Hampir setengah dari institusi tersebut tidak mendapatkan satu poin pun.
Baca: De Heus Animal Nutrition Jerman Didukung Bangun Industri Pakan ...
“Kami mendesak sektor perbankan mengadopsi kebijakan yang lebih kuat untuk mencegah beberapa praktik terburuk terhadap hewan. Bukan hanya ini sangat penting bagi hewan, namun juga merupakan strategi mitigasi risiko bagi bank itu sendiri,” ungkap Merel van der Mark, Manajer Keuangan dan Kesejahteraan Hewan di Sinergia Animal, organisasi perlindungan hewan internasional yang bekerja di negara-negara selatan untuk mengurangi penderitaan hewan ternak dan mempromosikan pilihan makanan yang lebih berwelas asih. Ia menyatakan, keterkaitan lembaga tersebut dengan industri peternakan, misalnya, dapat menyebabkan risiko serius terhadap reputasi lembaga.
"Sangat memprihatinkan melihat bahwa banyak bank, terutama yang berhubungan langsung ke sektor peternakan, sektor agrikultur, tidak memiliki banyak kebijakan yang penting mengenai kesejahteraan hewan, misalnya menolak mendanai operasi yang mengurung hewan dalam kandang sempit serta praktik mutilasi tanpa anestesi dan analgesik pada hewan. Masih banyak ruang untuk perbaikan", ungkap Merel.
Tujuan dari proyek Bank untuk Hewan adalah untuk meningkatkan transparansi di sektor keuangan, dan mendorong para bank untuk meningkatkan kebijakan mereka ke arah praktik perlakuan pada hewan yang lebih baik, dan juga mendukung transisi menuju sistem pangan berbasis nabati.
Kebijakan yang mendorong kesejahteraan hewan dan pola makan berbasis nabati berfungsi sebagai protokol yang memandu setiap bank saat memutuskan tempat investasi uang mereka. Jika lembaga memiliki kebijakan kesejahteraan hewan yang kuat, mereka harus menjauhkan diri dari pembiayaan praktik dan kegiatan tertentu yang dinilai mendukung praktik terburuk terhadap hewan.
Hal yang sama telah terjadi pada bidang lain yang menjadi perhatian, seperti hak asasi manusia dan lingkungan. “Bank sudah jauh lebih maju dalam hal kebijakan bahan bakar fosil atau deforestasi. Kami berharap laporan ini akan mendorong mereka untuk juga membuat kemajuan bagi hewan,” tambah Merel.
Platform interaktif yang memungkinkan pengguna mengirim pesan dan meminta kebijakan yang lebih baik dari bank mereka. Situs web banksforanimals.org menyediakan akun media sosial bank dan bentuk kontak lainnya dari bank, sehingga masyarakat dapat mengirim pesan kepada lembaga-lembaga tersebut untuk menuntut kebijakan yang lebih baik - atau memberi selamat kepada institusi yang sudah memiliki standar yang baik.
Situs tersebut juga memberikan peringkat terbaru kepada pengunjung tentang skor setiap bank yang berhubungan dengan kebijakan kesejahteraan hewan, serta sistem untuk membandingkan bank satu dengan yang lainnya, yang dapat berguna bagi orang-orang ketika memutuskan di bank mana mereka akan menjadi nasabah.
“Bank menggunakan uang kita untuk melakukan investasi. Mereka menyimpan uang yang ditinggalkan para nasabah di rekening mereka dan, pada saat yang sama, menawarkan kredit untuk bisnis dan orang lain sebagai pinjaman. Pinjaman ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda, di antaranya beberapa yang dapat sangat merugikan hewan,” jelas Merel.
Situs web ini dikembangkan melalui kerjasama dengan Tech to the Rescue, Gerere dan Netguru. “Ini semua merupakan bagian dari program pro-bono yang memiliki tujuan untuk menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan, untuk membangun dunia yang lebih baik”, ungkap Jacek Siadkowski, Managing Director Tech To The Rescue.
Platform ini diterbitkan dengan lisensi terbuka, yang berarti kodenya dapat direproduksi secara gratis untuk berbagai tujuan yang dimaksudkan untuk mendorong inovasi di sektor lainnya. (RO/A-1)
Peternak sapi kembali membuang kohe secara tradisional ke sungai, sehingga dampak pencemaran kepada lingkungan masih terjadi.
Sebelum serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD), populasi sapi perah di Kabupaten Garut mencapai 15 ribu hingga 16 ribu ekor.
Peternakan domba dan kambing di Tasikmalaya terus berkembang dari tahun ke tahun
Eco Enzyme termasuk dalam “green product” yang memiliki banyak fungsi seperti nutrisi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.
Sekurangnya 10 ribu ayam terbakar dan menjadi abu. Ini terjadi setelah kebakaran melanda kandang peternakan di Jalan Haji Suhaemi RT 003 RW 03 Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari.
Lebih dari 10 ribu orang di dunia telah menandatangani petisi yang meminta institusi finansial internasional berhenti mendanai industri peternakan yang memicu wabah baru, dan deforestasi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved