Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERINGATAN hari lahir Raden Ajeng Kartini dalam rangkaian acara Gema Kartini 2016 yang dilangsungkan sejak 10 April lalu mencapai puncaknya pada prosesi Kirab Pataka, Rabu (20/4).
Kirab dimulai pukul 19.00 WIB dengan membawa pataka dari Museum Kartini di Jl Alun-Alun No 1, Jepara. Museum Kartini dulunya merupakan Kantor Kabupaten Rembang sekaligus rumah tinggal Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djoyo Adiningrat, suami RA Kartini.
Perjalanan Kirab Pataka berakhir di kompleks permakaman Kartini di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Jateng. Kirab sepanjang 17,5 kilometer itu berlangsung meriah dengan iringan musik gamelan Jawa.
Ribuan warga yang datang dari berbagai pelosok Rembang dan sekitarnya mengikuti secara khidmat jalannya prosesi. Kendaraan hias rombongan kirab berjalan merambat menyusuri jalur pantura sehingga masyarakat berkesempatan menyaksikan kemegahan pataka itu.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyerukan peringatan hari lahir Kartini di berbagai tempat agar tidak sekadar seremonial, tetapi juga memaknai gerakan emansipasi wanita yang digelorakan Kartini dengan berbagai aksi nyata.
“Yang lebih penting ialah makna yang terkandung di dalamnya termasuk ajaran-ajaran Kartini yang tertuang dalam tulisannya, Habis Gelap Terbitlah Terang,” kata dia sesaat sebelum prosesi Kirab Pataka dilakukan.
Ia menilai saat ini bentuk emansipasi perempuan Indonesia telah berkembang cukup pesat sebagai perlawanan terhadap perbedaan gender. Kemajuan wanita baik di perdesaan maupun di perkotaan yang saat ini telah berlangsung diharapkan lebih meningkat lagi.
Garis historis
Hal serupa juga diungkapkan Ketua Partai NasDem Rembang Sugeng Ibrahim. Selama 20 tahun hidup di Rembang, baru sekarang ia merasakan kembali gelora kebangkitan RA Kartini yang diperi-ngati secara khusus.
“Jepara dan Rembang mempunyai garis historis yang panjang dengan RA Kartini ini, maka kedua daerah sama-sama menggelorakan semangat juang Kartini dalam beremansipasi,” tambahnya.
Dalam hal emansipasi, tuturnya, Indonesia dinilai lebih bagus daripada negara maju sekalipun seperti Amerika Serikat.
Kepemimpinan perempuan di Indonesia telah dimulai dari era Presiden Megawati Soekarnoputri, sedangkan di AS belum pernah sama sekali.
Demikian juga jabatan kepemimpinan di daerah. Kaum hawa telah banyak mengisi posisi gubernur, bupati, wali kota, camat, lurah, dan sederet jabatan lain dari eselon 1 sampai 5 di berbagai instansi pemerintah.
Ia mengaku tak heran dengan kemajuan Indonesia dalam pencapaian emansipasi. Jauh sebelum Kartini lahir, Nusantara telah diperintah kaum hawa.
Ratu Shima, misalnya, penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah sekitar 674 Masehi, naik takhta tak lama setelah sang suami, Raja Kalingga Kartikeyasinga, meninggal dunia.
Contoh kedua ialah Ratu Kalinyamat atau Retna Kencana, Bupati Jepara yang juga putri Raja Demak Sultan Trenggono (1521-1546). Ia terkenal di kalangan Portugis sebagai sosok wanita yang sangat pemberani.
Menurut Sugeng, itu menjadi bukti lain terkait dengan keber-adaan emansipasi kaum hawa di Indonesia. “Jangan ada lagi wanita tidak bersekolah atau jangan ada lagi perdagangan wanita. Akan tetapi, wanita benar-benar berada berdampingan dengan lelaki untuk saling membantu dan saling menghargai.” (N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved