Pengelolaan Museum Radya Pustaka Segera Dibenahi

DIREKTORAT Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan segera menerjunkan tim untuk membenahi pengelolaan museum Radya Pustaka, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Pengelolaan yang kurang optimal selama ini disinyalir menjadi pangkal masalah, sehingga museum tertua di Indonesia itu kerap dirundung masalah termasuk keuangan.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Harry Widianto seusai melakukan pertemuan dengan Komite Museum Radya Pustaka, Komisi IV DPRD, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Rabu (20/4).

"Kita harus membuat museum ini bergerak kembali. Kami sudah koordinasi, kita akan beri bantuan untuk revitalisasi yang menyangkut manajerial tahun ini," katanya.

Pembenahan tersebut antara lain meliputi manajemen, sumber daya manusia, dan penataan koleksi. Harapannya dengan pembenahan itu museum yang didirikan pada 28 Oktober 1890 ini menjadi lebih profesional. "Kalau sekarang masih tampak tradisional," kata Harry.

Terkait rencana itu dalam waktu dekat Tim Dirjen Kebudayaan akan melakukan tahapan identifikasi. Tim tersebut akan melihat apa yang sudah dan belum dilakukan Radya Pustaka terkait manajemen pengelolaan museum sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perundangan.

"Revitalisasi di bidang manajerial itu akan membuat museum ini menjadi sehat kembali dan kuat untuk menghadapi masa depan," tegas Harry.

Dua tahun terakhir Museum Radya Pustaka kerap terbelit masalah keuangan, sehingga tidak mampu membayar gaji karyawan dan membiayai operasionalnya. Guna mengatasi persoalan tersebut muncul gagasanuntuk menjadikan museum tersebut sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD).

Kepala Disbudpar Kota Surakarta, Eny Tyasni Suzana menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, gagasan untuk menjadikan Museum Radya Pustaka sebagai UPT bisa direalisasikan. (OL-2)