Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kolaborasi Agar Domba Garut Lestari

Iis Zatnika
25/6/2021 23:55
Kolaborasi Agar Domba Garut Lestari
Pemotongan bulu domba menggunakan mesin yang diberikan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut.(Dok Amanah Agro)

Kesibukan terasa di dua kandang berlantai bilah bambu berukuran 45x 6 meter  yang dihuni 600 ekor domba. Dua orang sedang membersihkan kandang yang terbilang resik itu, sebagian sedang memberi pakan berupa konsentrat yang berbentuk pelet cokelat.

“Mereka bukan pekerja, tapi pemilik domba-domba di sini. Jadi Domba Pesantren (Domtren) Amanah Agro yang dirintis Pesantren Nurul Hidayah  membuka kemitraan dengan para petani, ada 9, masing-masing memiliki 50 ekor domba. Ada sistem piketnya, jadi mereka bergiliran mengurus domba di sini, bukan cuma miliknya sendiri, tapi anggota yang lain,” kata sang manajer produksi Nandang Abdul Azis kepada Media Indonesia, Jumat (25/6).

Jelang Idul Adha, Domtren Amanah Agro menargetkan menjual 1.200 ekor domba yang hanya 400 berada di kandang milik kelompok, sisanya tersebar di kandang-kandang milik anggota. Harga jualnya Rp95 ribu per kg untuk jenis domba garut, Rp160 ribu jenis dorper Australia serta domba priangan Rp87 ribu.

Kendati perayaan kurban untuk kedua kalinya berlangsung di masa pandemi, Nandang masih sangat optimistis. Berkaca dari pengalamannya tahun lalu, permintaan domba sebagai hewan kurban tak terdampak pandemi. “Kami optimistis, tahun kemarin terjual 1.000 domba, ini saja kami masih belum bisa memenuhi pesanan, ada pesanan 1.000 ekor, 500 dipotong di sini dan kami laporkan dengan foto atau video kepada mereka yang berkurban dan 500 dikirim hidup,” kata Nandang.

Berlokasi di Kecamatan Karangtengah, Garut, Jawa Barat, kandang-kandang Domtren Amanah Agro bukan cuma istimewa karena bisnisnya yang moncer dan kemitraan yang memberdayakan petani, namun juga sosok-sosok domba garut (Ovis Aries) yang gagah dengan tanduknya yang melingkar kokoh. Kendati mengembangkan usaha pembiakan, penggemukan, perdagangan hingga pengolahan daging pada jenis lainnya yaitu dorper australia, ekor gemuk jawa dan priangan, namun domba garut yang menjadi primadona.

“Karena dari segi nilai jual, domba garut memiliki ketahanan tubuh paling bagus, cepat pertumbuhannya, jauh dibandingkan domba priangan, lemaknya sedikit, dan dagingnya lebih banyak. Sedangkan dorper australia disukai karena empuk,” kata Nandang yang dalam mengelola bekerja dengan sang ketua, Cecep Saepul Milah, serta manajer marketing Ilham Nurjaman.

Kolaborasi bank hingga Pemerintah Kabupaten
Domtren Amanah Agro yang dirintis sejak 2017, dengan konsep kemitraannya berhasil mengundang kolaborasi berbagai pihak. Bank BJB yang mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 50 juta untuk masing-masing anggota dengan siklus pembayaran yarnen alias bayar panen setiap 6 bulan. Ada pula PT Agro Investama yang memasok bibit, pakan hingga membeli hasil panen. Terbaru, Bank Indonesia yang membantu pendirian rumah potong hewan yang di lantai duanya akan difungsikan sebagai lokasi pengolahan daging menjadi abon, bakso dan sate domba beku.    

“Ada juga bantuan dari Pemerintah Kabupaten Garut berupa alat cukur domba listrik yang menjadi salah satu peralatan paling penting. Jika tidak dicukur secara rutin, domba punya kebiasaan memakan bulu temannya, akibatnya yang makan bulu dan yang digigit, sama-sama berisiko sakit. Pencukuran dilakukan setiap 3 minggu, kami lakukan secara bergiliran sehingga mesin itu terpakai hampir setiap hari,” kata Nandang.

Kerja bareng banyak pihak itu sukses menghasilkan tambahan pemasukan bagi para petani, hingga kelompok-kelompok peternak baru kini bertumbuhan di Desa Cinta dan sekitarnya, mereka terdiri atas 7 anggota dengan satu ketua. Bergabung dalam kelompok memudahkan mereka mengakses bibit, pendanaan hingga menembus pasar. Mereka juga terpapar praktik terbaik, termasuk sistem klaster atau membentuk kandang bersekat-sekat masing-masing berukuran 5x2 meter.

“Jika dihitung pendapatan petani dari usaha domba ini bisa mencapai Rp1,9 per bulan, terbilang sangat lumayan sebagai pendapatan tambahan mereka yang sehari-hari bekerja di sawah dan ladang dengan sistem kerja yang dibagi dalam piket sehingga tidak menyita waktu. Tantangannya saat ini, salah satunya adalah keterbatasan pasokan bibit, termasuk domba garut yang dibandingkan jenis lainnya, harganya terjangkau dan hasil dagingnya disukai pasar,” ujar Nandang.

Lestari dan produktif
Tantangan yang dihadapi Domtren Amanah Agro serta para peternak lainnya di Garut itu diatasi  dengan dirintisnya Balai Peternakan Pembibitan Domba Garut oleh Pemerintah Kabupaten Garut di Kecamatan Sukawening. Selain untuk mengatasi keterbatasan bibit, balai itu juga bertujuan menjaga keaslian genetika domba garut yang dinilai unggul dan berpotensi ekonomi tinggi.

“Sehingga hasil budi daya bisa digenjot, dari semula per tahun 890 ribu ekor nantinya bisa menjadi 1,2 juta ekor, salah satunya dengan menjaga pasokan bibit untuk petani," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut Sofyan Yani, belum lama ini.
Sofyan menjelaskan, sebelumnya Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing Margawati  juga telah dioperasikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Kecamatan Garut Kota. “Namun balai itu masih terbatas dan kebutuhannya untuk seluruh daerah di Jawa Barat. Sehingga, Pemerintah Kabupaten Garut berpandangan, perlu memiliki balai pembibitan sendiri untuk meningkatkan populasi dan kemurnian genetika yang fokus ke domba garut,” ujar Sofyan.

Sofyan memaparkan, berkolaborasi dengan balai milik provinsi, Balai Peternakan Pembibitan Domba Garut di Sukawening akan menyebarkan bibit dengan harga terjangkau dan terjaga kuantitasnya. Balai diproyeksikan akan berdiri di lahan seluas minimum 8,7 hektare.

Pada 2019 pembebasan lahan telah tuntas, terkendala pandemi, pembangunan sempat terhambat namun diproyesikan akan bisa dioperasikan pada 2024. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp10 miliar, akan dialokasikan untuk pembangunan kandang, kandang khusus kawin, produksi pakan, laboratorium, dan ruang kantor.

Pendirian balai itu menjadi bagian dari rangkaian ikhtiar Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Perikanan dan Peternakan, yang kini telah mengelola Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Hewan, serta 4 UPT lainnya, termasuk rumah potong yang menjamin kelayakan dan kehalalan produk ternak, pun penerbitan Surat Keterangan Kesehatan Hewan. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik