Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SEJUMLAH perajin baju adat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kebanjiran order menjelang peringatan Hari Kartini 21 April. Perajin mengaku pesanan baju adat meningkat hingga 100% dengan omzet bisa mencapai Rp30 juta per hari.
Salah satu perajin baju adat yang kebanjiran pesanan adalah Siti Ulfah,47, warga Dusun Ngengor, Desa Becirongengor Kecamatan Wonoayu. Selama April ini, Siti mengaku pesanan baju adat dari sejumlah daerah meningkat tajam. Baju adat buatan industri rumahan ini tak hanya dipesan konsumen dari wilayah Sidoarjo, Malang, dan Surabaya namun juga banyak diminta konsumen dari Jawa Tengah. Bahkan baju adat buatan warga Wonoayu ini juga beberapa kali dipesan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Pada hari biasa, industri rumahan milik Siti hanya memproduksi paling banyak lima kodi isi pakaian adat lengkap. Namun saat menjelang Hari Kartini, pesanannya naik mencapai 10 kodi per hari. Setiap satu kodi berisi 20 pasang pakaian adat mulai dari celana, baju, ikat kepala atau topi dan sejumlah asesoris. Harga baju adat lengkap berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung ukuran anak atau dewasa, bahan serta motif yang mempengaruhi asesoris. Maka tak mengherankan apabila omzet di industri rumahan ini mencapai Rp30 juta per hari. Baju adat yang dibuat tidak hanya baju adat Jawa, melainkan semua baju adat yang ada di nusantara.
Guna memenuhi pesanan tersebut Siti harus mempekerjakan sedikitnya 20 orang, yang kebanyakan adalah tetangganya sendiri.
"Memang kebanyakan tetangga dekat dan mereka bisa mengerjakan pekerjaan ini di rumahnya masing-masing," kata Siti, Selasa (19/4).
Tak hanya menjelang Hari Kartini, permintaan baju adat di sini juga meningkat saat hari nasional lain. Di antaranya pada saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved