Sumsel Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) belum menemukan adanya adanya lonjakan kasus Covid-19 pascalibur lebaran. Diperkirakan, ada tidaknya lonjakan kasus bisa terlihat dua pekan usai lebaran.

"Prediksinya dua minggu usai lebaran. Untuk mewaspadai lonjakan Covid-19 berbagai persiapan sudah kita lakukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy, Rabu (19/5).

Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 tersebut, pihaknya sudah menyiapkan tempat isolasi. "Sebab sekarang ini persentase yang tidak bergejala itu banyak, kemudian dilakukan penyekatan-penyekatan. Siapa yang ada positif yang masuk ke Palembang, tidak hanya Palembang tapi Sumsel lakukan isolasi," katanya.

Dikatakannya, di seluruh kabupaten/kota juga sudah diimbau untuk menyiapkan kebijakan isolasi, baik isolasi mandiri maupun pemerintah. Di kabupaten/kota ini sudah banyak tempat-tempat isolasi, yang tidak ada maka mereka pakai rumah sakit.

"Inilah yang menyebabkan BOR (tingkat keterisian kamar) kita meningkat. Oleh sebab itu dengan adanya penambahan wisma atlet, tentunya rumah sakit diharapkan keterisiannya tidak tinggi," katanya.

Lesty menerangkan, karena sebelum masuk rumah sakit ditempatkan di ruang isolasi. Jadi yang ke rumah sakit hanya yang bergejala sedang dan berat. "Kalau yang ringan dan tidak bergejala cukup isolasi di rumah," kata dia.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, saat ini BOR di Sumsel berada di angka 48 persen. "Sumsel sudah jadi provinsi yang BOR-nya tidak mengkhawatirkan lagi. Harapan kami bisa di angka 30 persen. Caranya tambah kapasitas tempat tidur rumah sakit," katanya.

Deru mengatakan, terdapat 53 rumah sakit di Sumsel yang melayani pasien Covid-19. Adapun total tempat tidur yang diisi oleh pasien Covid-19 sebanyak 804 bed dari yang disediakan sebanyak 1.686 tempat tidur. (OL-15)