Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Destinasi wisata yang buka pada masa liburan lebaran 2021 wajib mengantongi sertifikasi Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE). Penentuan lokasi dan jenis destinasi pun harus memenuhi regulasi yang ditentukan pemerintah pusat dan daerah.
“Kita harus memasuki kenormalan baru, itu yang melatari keputusan ini. Selain itu, kami ingin menjadikan sertifikasi CHSE ini sebagai insentif bagi para pengelola destinasi wisata,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam jumpa media Senin (3/5) yang diselenggarakan virtual.
Insentif itu, kata Sandiaga, akan memacu para pengelola dan pekerja wisata untuk berupaya meraih CHSE dan menjalankannya dengan optimal. Dimulai saat pandemi terjadi, pada 2020 sebanyak 5.800 usaha pariwisata mendapat sertifikasi gratis yang diselenggarakan Kemenparekraf dengan bermitra bersama berbagai institusi, termasuk Sucofindo. Pada 2021 ditargetkan 6.500 usaha akan mendapat sertifikasi, pertambahan jumlah itu juga seiring dengan dirilisnya CHSE dari berbagai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Hingga akhir tahun ini, dari 2 kali tahun anggaran pelaksanaan, kita targetkan lebih dari 12.000 usaha yang tersertifikasi,” kata Sandiaga.
Ke depan, kata Sandiaga, CHSE akan terus dioptimalkan, baik jumlah dan jenisnya, salah satu yang terbaru adalah sektor penyelenggaraan kegiatan atau event, sehingga memungkinkan penyelenggaraan festival pariwisata hingga konser.
“CHSE akan menjadi gold standard, termasuk untuk penyelenggaraan acara. Sehingga akan terus kita galakkan dan kembangkan saat Indonesia ke depan memasuki situasi pascapandemi,” kata Sandiaga.
Terkait dengan kondisi sektor industri pariwisata pascapandemi, Sandiaga memaparkan bahwa ke depan, pasar dan pelaku wisata akan sangat memperhatikan aspek keberlanjutan, melihat jejak karbon yang dihasilkan, aspek tanggung jawab. “Ke depan nanti pariwisata akan semakin kecil, dipersonalisasi serta kustom. Situasi akan terus berubah dan menjadi lebih baik ke depan setelah kita mengalami guncangan dan volatilitas saat ini,” ujar Sandiaga.
Perhatian pada aspek keberlanjutan ini akan menjadikan industri wisata lebih hijau dan meminimalisir dampak pada lingkungan alam dan sosial. Muncul juga kecenderungan pada wisata premium dan berkualitas yang lebih besar sehingga dampak ekonomi yang dihasilkan bernilai tinggi namun minim dampak pada sekitar. Kesadaran pada pentingnya lingkungan yang lebih baik di situasi pandemi itu, akan membuat wajah pariwisata yang baru, termasuk di Indonesia sehingga harus diantisipasi dengan baik.
Guna mempersiapkan situasi di masa dan pasca pandemi, lanjut Sandiaga, pihaknya terus mengintensifkan pemberian vaksin pada para pelaku dan pekerja wisata. Kemenparekraf bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan. Destinasi yang telah disasar di antaranya di Bali, Yogyakarta, Batam dan Bintan serta akan disusul di lokasi-lokasi lain, sejalan dengan program vaksinasi nasional. (X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved