Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Iwa Kartiwa Terbaring Sakit

Kristiadi
01/5/2021 13:15
Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Iwa Kartiwa Terbaring Sakit
Kapal Selam KRI Nanggala-402(ANTARA)

MANTAN Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Purn) Anton Charliyan memiliki lima saudara salah satunya mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II sekaligus Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa. Keberadaan adiknya sekarang ini terbaring sakit sudah 5 tahun di Jalan Paseh, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Iwa Kartiwa dikenal sebagai perwira Angkatan Laut dan merupakan adik kandung kelima dari mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal Pol (Purn) Anton Charliyan.

Kondisi Iwa kini hanya bisa berbaring karena didiagnosa dokter mengalami keracunan metal/merkuri.

"Iwa itu adik kandung saya dari lima saudara. Dia juga salah satu petugas pelopor kapal selam di Indonesia dan sekarang terbaring sakit. Saat mendengar kejadian kapal selam KRI Nanggala-402, kami langsung menangis. Mereka (prajurit) sudah tahu risiko pasukan khusus kapal selam gadaikan hidupnya dengan maut," kata Anton Charliyan, Sabtu (1/5).

Anton mengatakan, dirinya mengetahui betul karena selama ini selalu berkumpul dengan Iwa dan rekan-rekannya serta berbagai cerita tentang kondisi menjadi pasukan khusus di dalam kapal selam. Iwa sendiri merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) Angkatan Laut Tahun 1991 dan sepanjang karirnya itu menjadi orang terpilih di pasukan khusus kapal selam Indonesia.

"Jadi, selain pernah menjadi komandan Kapal Selam (Koarmatim) KRI Nanggala-402 tahun 2016-2019. Iwa Kartiwa juga pernah menjadi komandan kapal selam milik Indonesia lainnya sampai akhirnya menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) TNI AL," ungkapnya.

Baca juga: Slank Ikut Berduka atas Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala 402

Anton menambahkan, para pasukan khusus kapal selam sudah tahu risiko menyelam akan berbeda dengan tugas pasukan lain. Jika pasukan sudah masuk dan bertugas maka tidak ada celah selamat di dalam air. Jika keluar, tubuh personel bisa pecah karena tekanan besar di bawah laut.

"Adik saya bersama rekan-rekannya selama itu sangat rajin berpuasa Senin-Kamis dan selalu mendekatkan dirinya ke pencipta. Kami mengetahui alasannya, karena mereka menggadaikan hidupnya di dalam air," tuturnya.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa lebih memerhatikan para anggota pasukan khusus kapal selam yang selama ini mendedikasikan jiwa raganya untuk NKRI dan tetap menjaga kedaulatan. Pasukan khusus ini memang paling tidak ada celah terutamanya di dalam kapal selam saat sedang bertugas di bawah laut.

"Untuk pasukan khusus lainnya memang ada perbedaan karena mereka masih berpeluang menyelamatkan diri, contohnya pesawat bisa merasut dan kapal lain bisa berenang tetapi setelah di dalam kapal selam taruhannya itu nyawa," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya