Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, Gunung Merapi meluncurkan empat kali guguran awan panas pada Selasa (13/4). Luncuran awan panas terjadi pada pukul 02.35, 04.28, 04.47, dan 17.10 WIB.
Awan panas pertama tercatat dengan amplitudo 31 mm dan durasi 92 detik. Jarak luncur 1300 m ke arah Barat Daya. Awan panas kedua terjadi pada pukul 04:28 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 23 mm dan durasi 80 detik. Jarak luncur 1000 m ke arah Barat Daya.
Awan panas ketiga terjadi pada pukul 04:47 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 46 mm dan durasi 112 detik. Jarak luncur 1800 m ke arah barat daya. Awan panas keempat terjadi pada pukul 17.10 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 131 detik. Jarak luncur 1400 m ke arah barat daya.
Atas aktivitas tersebut, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level Siaga. Status Siaga ditetapikan BPPTKG sejak 5 November 2020.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyatakan, bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas berpotensi pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Bahaya berupa guguran lava dan awan panas juga berpotensi pada sektor Tenggara, yaitu Sungat Gendol sejauh 3 km. Sementara itu, lontaran material vulkanik apabila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," jelasnya dia. (OL-15)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved