Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
LEMBAGA pendidikan Lazuardi Junior High School, Sabtu (9/4), menggelar seminar dengan tema 'Smart Ways in Using Internet for Children Education' yang menghadirkan pembicara kunci dari Iran, yaitu Sayed Hyder sebagai konsultan global edukasi, dan Mahrukh Bashir dari TED Innovative Educator.
Kegiatan itu digelar di sebuah hotel bintang tiga di Jalan Sultan Hasanuddin Makassar. Namun, acara itu ternyata mendapat penolakan dari sejumlah organisasi massa Islam lantaran dinilai mengajarkan atau mengandung unsur Syiah yang sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Sebanyak 40 orang dipimpin Ustad Sidiq berunjuk rasa di depan hotel, mulai pukul 8.00 Wita dan membentangkan spanduk berwarna hitam bertuliskan 'Kami Aliansi Pemuda Islam Makassar Menolak Acara Seminar Pendidikan Syiah di Kota Makassar karena Syiah bukan Islam. Paham dan Ajaran Syiah Membahayakan NKRI'.
Tidak hanya itu, mereka juga membawa pamflet yang berisikan ajaran-ajaran Syiah yang disebut sebagai ajaran sesat karena mengkafirkan nabi, menghalalkan kawin kontrak, menuduh istri Rasul pezina, menghalalkan berbohong, dan sejumlah ajaran yang disebut sesat.
Mereka pun bermaksud membubarkan kegiatan seminar itu. Namun sebelumnya, mereka melakukan klarifikasi menyangkut izin kegiatan seminar itu ke Polsek Ujung Pandang. Izin tersebut ternyata hanya ingin menggelar seminar pendidikan saja.
"Sesuai izin yang kami masukkan pada malam sebelum acara ke Polsek setempat, kegiatan kami murni seminar pendidikan, tidak membawa aliran tertentu. Kebetulan saja pembicaranya dari Iran. Dan untuk membuktikan itu, kami meminta perwakilan dari pengunjuk rasa untuk masuk mengikuti seminar," terang Ikhsan, panitia seminar.
Sayangnya, Ustad Sidiq sempat menolak dengan alasan akan rembuk dulu dengan anggota ormas lain. AKP Sri Darwati Azis, Kanit IK Sosbud Polrestbes Makassar, pun melakukan negosiasi dengan pimpinan ormas agar tetap menjaga kantibmas dan meminta 5-10 orang perwakilan untuk ikut kegiatan tersebut untuk mengetahui isi seminar.
Tapi pada pukul 9.30 Wita, setelah perwakilan pengunjuk rasa bertemu dengan panitia dan pemateri, pihak ormas malah meminta agar acara dipindah ke sekolah Lazuardi. Panitia pun menolak lantaran acara sudah berlangsung separuhnya. Alhasil, pembicara dari Iran pun menolak untuk menyampaikan materinya.
Akhirnya, pengunjuk rasa membubarkan diri pada pukul 10.30 Wita, meski ada sebagian yang menunggu di lokasi seminar. Ada pula yang tetap menunggu hingga seminar usai sekitar pukul 11.20 Wita.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mangera pun menjelaskan, jika ada yang tidak berkenan dengan suatu kegiatan atau merasa dirugikan, harusnya bisa melapor ke pihak kepolisian. (LN/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved