Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Konektivitas Udara untuk Bangun Perekonomian Kalteng

Mediaindonesia.com
31/3/2021 06:00
Konektivitas Udara untuk Bangun Perekonomian Kalteng
Wapres RI Ma'ruf Amin(DOK PEMPROV KALTENG)

PROVINSI Kalimantan Tengah resmi memiliki bandara baru di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. Keberadaan bandara bernama Haji Muhammad Sidik ini diharapkan mendongkrak perekonomian di Kalimantan Tengah, khususnya Muara Teweh.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pun mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin atas kehadirannya meresmikan Bandara Haji Muhammad Sidik.

“Berkenaan dengan telah diresmikannya Bandara Haji Muhamad Sidik oleh Bapak Wakil Presiden, kami atas nama seluruh rakyat Kalimantan Tengah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, Bapak Menteri Perhubungan dan seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Komisi V DPR RI beserta seluruh stakeholder terkait, sehingga Bandar Udara ini dapat diselesaikan dengan baik pembangunannya,” ungkap Sugianto, kemarin.

Dia optimistis bahwa kehadiran Bandara Haji Muhammad Sidik akan mendorong munculnya titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, kehadiran bandara ini dapat meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Barito Utara dan sekitarnya, serta Kalimantan Tengah secara umum, dengan hadirnya simpul-simpul transportasi strategis di provinsi tersebut.

Sugianto menyatakan bahwa luasnya wilayah Provinsi Kalimantan Tengah tentu memerlukan aksesibilitas, khususnya transportasi udara. Karena itu, Pemprov Kalteng juga meminta dukungan pemerintah pusat untuk pengembang tiga bandara lain di provinsi tersebut.

Pertama adalah Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya. Gubernur Kalteng menyebut bandara yang kini memiliki panjang sekitar 2.500 meter ini perlu ditambah menjadi 3.000 meter.

“Diharapkan bisa menjadi bandara internasional. Jadi bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji tidak perlu lagi harus ke Banjarmasin atau ke Pulau Jawa,” kata Sugianto.

Di samping itu, pengembangan Bandara Tjilik Riwut dianggap penting untuk mendukung food estate ke depan. Menurut Sugianto, hasil dari food estate seperti buah-buahan dan sayur-mayur tidak memungkinkan dikirim dengan kapal laut.

“Perlu akses (menggunakan) kargo udara. Ini butuh dukungan untuk memperpanjang segera Bandara Tjilik Riwut menjadi 3.000 meter, dengan target food estate Kalimantan Tengah di Badan Cadangan Logistik Strategis ada 1,4 juta hektare pada 2024,” jelasnya.

Selanjutnya, pembuatan Bandara Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat yang targetnya mencapai panjang 2.500 meter. Adapun kehadiran bandara ini dimaksudkan untuk mendukung pariwisata di wilayah tersebut.

“Di sana ada Taman Nasional Tanjung Puting, terluas di Indonesia. Setiap tahun dikunjungi hampir 40.000 wisatawan mancanegara. Ini penting untuk membuka pariwisata, bahwa Kalteng ikut andil dan membangun republik ini. Tidak ketinggalan dari pemerintah provinsi-provinsi lain,” kata Sugianto.

“Kalau berkenan dan didukung oleh Pak Presiden dan Pak Wapres, kami mendukung untuk pembuatan Bandara Sebuai yang sudah kami ajukan ke Menteri Perhubungan. Apakah (nantinya) bekerja sama dengan Angkasa Pura 2, supaya pesawat Garuda atau Batik Air bisa mendarat di titik-titik yang ada pariwisatanya,” imbuhnya.

Ketiga adalah pengembangan Bandara Haji Asan Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun, kata gubernur, yang satu ini sifatnya jangka panjang.

Dalam sambutan peresmian Bandara Haji Muhammad Sidik, Wapres Ma’ruf Amin menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah adalah dalam rangka mengimplementasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam arti geografis.

“Yaitu agar seluruh wilayah RI bisa terkoneksi dan terakses seluruhnya hingga merupakan satu kesatuan konektivitas dan juga komunikasi antardaerah bisa terbangun dengan baik. Kesatuan itu juga kita harapkan dalam arti kesatuan ekonomi agar seluruh masyarakat Indonesia di mana pun bisa terbangun ekonominya melalui infrastruktur,” kata Wapres.

Dalam laporannya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Bandara Haji Muhammad Sidik menelan biaya kurang lebih Rp380 miliar. Adapun bandara ini memiliki runway atau landasan pacu sepanjang 1.400 meter dengan lebar 30 meter. Budi menyebut total kapasitas penumpang bandara Haji Muhammad Sidik mencapai 50 ribu orang per tahun. (Ifa/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya