Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DUA perwira menengah (pamen) TNI di Makassar, Sulawesi Selatan, ditangkap saat sedang berpesta narkoba jenis sabu.
Kedua orang yang ditangkap saat hendak turun dari karaoke di sebuah hotel di Makassar, kemarin dini hari, ialah Dandim 1408/BS Makassar Kolonel Jeffri Oktavian Rotti dan Letkol BIS yang bertugas di Kodam VII Wirabuana Makassar.
Bersama kedua perwira tersebut, ada lima warga yang ditangkap.
Kasdam VII/Wirabuana Brigjen Supartodi di Makassar, Rabu (6/4) mengaku ia sendiri yang menggerebek kedua anak buahnya setelah mendapat laporan warga mengenai anggota TNI sedang mengonsumsi narkoba.
Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Agus Surya Bhakti membenarkan penangkapan dua anggota TNI itu.
Saat ini, lanjut dia, dua perwira TNI tersebut diperiksa secara intensif di Pomdam VII/Wirabuana.
"Ini dalam rangka pembersihan TNI dari narkoba. Panglima TNI memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk membersihkan satuan masing-masing dari narkoba," jelasnya.
Sementara itu, lima warga sipil yang turut ditangkap sedang diperiksa jajaran Direktorat Narkoba Polda Sulselbar untuk merekonstruksi penangkapan.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, dari lima warga sipil tersebut, hasil laboratorium forensik menyatakan empat positif narkoba dan satu orang negatif.
Di lain hal, Kapolresta Bengkulu AKB Ardian Indra Nurinta membenarkan telah menetapkan sipir Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malabero Klas IIA berinisial I sebagai tersangka dalam kasus narkoba.
Sipir tersebut diduga berperan sebagai kurir yang memasok narkoba jenis sabu ke dalam rutan untuk para tahanan.
Aksi pembakaran Rutan Malabero pada Jumat (25/3) terjadi karena penolakan para bandar narkoba yang menghuni rutan atas kehadiran petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) yang hendak menggeledah mereka.
Kepala Bidang Humas Polda Riau AKB Guntur Aryo Tejo mengatakan menangkap 133 pengedar narkoba dalam dua pekan.
"Dari para tersangka, disita 2,4 kg sabu, 1,4 kg daun ganja kering, 251 pil ekstasi, dan 160 butir happy five," ujarnya.
Modus baru
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat di Cirebon, Jawa Barat, mengungkapkan modus baru pengiriman sabu, yakni dalam bentuk cair yang dikemas dalam kaleng.
Sabu cair itu nantinya bisa diolah menjadi sabu kristal.
Penyelundupan narkotika tersebut, menurut Badrodin, melibatkan tiga jaringan internasional, seperti sabu cair dari Iran, ekstasi dari Belanda, dan sabu kristal dari Iran serta Tiongkok.
Adapun jalan masuknya melalui Malaysia.
Khusus untuk penangkapan penyelundupan sabu yang dibawa oleh Kapal Bahari 1 yang bersandar di Pelabuhan Cirebon, menurut Badrodin, dikendalikan oleh narapidana dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta, Kota Medan, Sumatra Utara, dan narapidana di LP Cipinang.
"Semua pembiayaan dan pendanaan, dan bahan peredarannya dilakukan oleh mereka."
Ini menandakan sekalipun sudah dipenjara, sambung Badrodin, para bandar tetap mengendalikan peredaran narkoba.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, Bandara Soekarno-Hatta menjadi pintu masuk yang paling banyak digunakan para pengedar narkoba.
Selain itu, Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), Bandung (Jawa Barat), dan Medan (Sumatra Utara).
(DG/OL/UL/MY/SL/WJ/RK/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved