Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan tiga bendungan di Jawa Timur (Jatim) pada tahun ini.
Bendungan itu ialah Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro. Bendungan Tukul di Jatim sendiri telah selesai pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada (14/2) lalu.
Baca juga: PUPR Rampungkan 45,47 KM Jalan di DSP Manado - Bitung Likupang
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menututkan, potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun m3/tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar m3/tahun, di mana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar m3/tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.
“Namun potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Itulah gunanya bendungan dan embung untuk penampungan air,” ujar Basuki dalam keterangannya, Sabtu (27/2).
Bendungan berikutnya yang ditargetkan akan rampung pada 2021 di Jawa Timur, yakni Bendungan Tugu yang peletakan batu pertamanya atau groundbreaking telah dilakukan sejak Januari 2014 lalu. PUPR menyebut progres pekerjaannya telah mencapai 88,54%
Pembangunan Bendungan Tugu dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya Persero, Tbk dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 1,9 triliun.
Dijelaskan, manfaat Bendungan Tugu untuk mengairi Daerah Irigasi Ngasinan seluas 1.200 hektare (ha) dan sumber air baku sebesar 10 liter per detik, pembangkit listrik sebesar 0,4 Megawatt, mereduksi banjir dan pariwisata. Secara teknis bendungan ini memiliki kapasitas tampung 9,3 juta m3.
Bendungan selanjutnya yang dibangun adalah Bendungan Bendo, dengan kapasitas tampung 43,11 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa timur.
Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain Bendungan Bendo dikatakan adalah sumber air baku sebesar 370 liter/detik, reduksi banjir dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.
Bendungan setinggi 71 meter dengan tipe urugan ini membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo). Konstruksi dilakukan sejak tahun 2013 oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,06 triliun dengan progres fisik 91,26%.
Baca juga: Berbaju Tahanan dan Diborgol, Wabup Ogan Komering Ilir Dilantik
Bendungan terakhir yang akan dituntaskan pada 2021 di Jawa Timur adalah Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 dengan nilai kontrak Rp 569,04 miliar dan progres fisik saat ini 86,85%.
Bendungan yang terletak di Kabupaten Bojonegoro ini disebut memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta m3, berfungsi untuk melayani irigasi seluas 6.191 hektare, layanan air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 133,27 meter kubik per detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,7 MW. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved