Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KORBAN serangan virus korona di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, melonjak drastis. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan terdapat penambahan kasus 91 orang dan 2 meninggal dunia.
Koordinator Penanganan Kesehatan Kabupaten Klaten, Cahyono Widodo, menyebutkan, dengan adanya penambahan 91 kasus, pasien terkonfirmasi positif sudah berjumlah 3.583 orang dengan rincian 2.978 sembuh, 430 dalam perawatan, dan 175 meninggal.
Dari penambahan kasus positif baru, sebanyak 33 orang merupakan kontak erat, 20 tertular saat berada di luar daerah, dan 38 lainnya terpapar di Klaten.
Adapun yang meninggal dunia masih berusia muda, yakni NA, perempuan berusia 21 tahun asal Kecamatan Jogonalan, dan S, pria berumur 55 tahun asal Kecamatan Cawas.
Pasien sembuh di Klaten tercatat sebanyak 35 orang berasal dari 14 kecamatan. Sebelumnya, mereka menjalani perawatan di rumah sakit/isolasi mandiri dengan pengawasan tim medis. Meski sudah sembuh, mereka tetap diharuskan isolasi di rumah minimal tujuh hari.
Masih dari Jawa Tengah. Dalam menyikapi korban covid-19 yang terus meningkat, Pemkab Kudus menambah 15% ruang ICU dan 30% ruang perawatan serta mengoptimalkan alat real time polymerase chain reaction (RT-PCR) selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) agar kebutuhan pasien covid-19 terpenuhi.
"Saya menginstruksikan RSUD Loekmono Hadi mengoptimalkan alat RT-PCR agar tim medis dapat melakukan percepatan hasil swab," kata Pelaksana Tugas Bupati Kudus, HM Hartopo.
Dalam dua hari pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Hartopo memerintahkan agar tetap mengoperasikan alat RT-PCR tanpa henti.
"Kita tidak mengenal hari libur. Jika membutuhkan tambahan tenaga ahli untuk mengoperasikan alat RT-PCR, dipersilakan merekrut tenaga baru," cetusnya.
Pemantauan hari kedua pelaksanaan PPKM di Kudus, jika pada hari pertama pelanggar masih ditegur, mulai kemarin mulai ditindak, terutama pedagang kaki lima yang sering abai protokol kesehatan. (JS/AS/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved