Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kenaikan Harga Kedelai Memberatkan Pengrajin Tahu

Tosiani
05/1/2021 21:16
Kenaikan Harga Kedelai Memberatkan Pengrajin Tahu
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di tempat produksi di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Selasa (29/12).(MI/Depi Gunawan)

Para pengrajin tahu di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor. Sebab saat ini kondisi pasar sepi sehingga mereka bingung mencari solusi terkait kenaikan harga kedelai agar bisa terus berproduksi tapi tidak terlalu rugi.

Viki, pengrajin tahu di Kawasan Brojolan, Kecamatan/Kabupaten Temanggung mengatakan, sekitar Maret 2020 harga kedelai sempat naik dari Rp7.600 per kilogram (kg) menjadi Rp8.500 per kg. Memasuki September, harga kedelai impor sempat stabil di kisaran harga Rp8.000 hingga Rp 8.300 per kg.

"Sekarang masih bertahan di harga Rp9.000 per kg. Padahal sebelum pandemi kalaupun ada kenaikan harga kedelai, semahal-mahalnya tidak sampai Rp8.000 per kg," keluh Viki, Selasa (5/1) di Temanggung.

Viki menduga kenaikan harga kedelai lantaran pasokan dari luar negeri tersendat lantaran pandemi global covid-19. Kondisi kenaikan harga ini membuatnya bingung. Saat ini kondisi pasar amat lesu, daya beli masyarakat juga turun. Viki berpikir jika menaikkan harga tahu, itu bukanlah keputusan yang tepat. "Itu yang kami bingung. Harga naik dengan kondisi pasar amat sepi," ujar Viki.

Sementara jika ia mengambil langkah mengurangi takaran kedelai, maka secara otomatis akan berpengaruh pada kualitas tahu yang dihasilkan. Atas kondisi ini, Viki kawatir konsumennya akan berpaling ke produsen tahu lain yang bisa menghasilkan tahu dengan harga lebih murah.

"Kalau takaran dikurangi itu enggak mungkin juga karena pengaruh di kualitas. Bahkan pasti ada yang pindah pabrik ke yang punya harga lebih murah," kata Viki.

Saat ini, lanjut Viki, penjualannya sudah turun drastis semenjak berlangsung pandemi covid-19. Kebanyakan tahunya selama ini dipasok ke sejumlah rumah makan. Namun kebanyakan rumah makan pun sepi selama pandemi. Viki sendiri juga memiliki rumah makan dan kondisinya tidak jauh berbeda dengan rumah makan lain, sepi pembeli.

"Pandemi ini saya jadi bingung. Pasar sepi, rumah makan juga sepi," ungkap Viki.

Selama ini pabrik tahu yang dikelola Viki di Daerah Brojolan biasa membutuhkan sekitar 2-3 kuintal kedelai import untuk memproduksi tahu. Tiap dua kuintal kedelai bisa menghasilkan 60 papan tahu putih. Harga jualnya sekarang masih Rp120 ribu per tiga papan khusus untuk reseller. (TS/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya