Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
HUJAN deras dan angin kencang di wilayah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekitarnya telah menumbangkan banyak pohon. Bahkan, 2 orang meninggal dunia akibat pohon tumbang di kawasan Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.
Dari data yang masuk di Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, ada empat korban akibat pohon randu alas yang tumbang.
“Dua meninggal dunia (Bu Barokah dan Adit) dan dua lainnya luka-luka,” kata penanggung jawab komunikasi BPBD Kota Yogyakarta Deddy Roshadi di Yogyakarta, Rabu (30/3).
Di wilayah lain, baru kembali dari mengungsi pada Senin (28/3), warga wilayah Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali harus mengungsi. Hujan yang mengguyur pada Selasa (29/3) membuat Sungai Citarum kembali meluap hingga menggenangi sejumlah kawasan dan memutus akses jalan.
Banjir kembali menggenangi tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Bale Endah.
Warga Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Solihin, 49, mengaku baru kembali ke rumahnya pada Senin (28/3) setelah selama sepekan mengungsi di rumah saudaranya. “Pasrah. Baru membersihkan rumah dari endapan lumpur, sekarang sudah diterjang banjir lagi,” ungkapnya.
Sebagian warga mengaku belum mengungsi dari banjir kali ini yang merendam ribuan rumah mereka setinggi 30 sentimeter-1 meter.
Entin, 53, warga Kampung Andir, Bale Endah. mengaku bertahan di rumah yang terendam sambil melihat perkembangan cuaca. Jika banjir makin parah, Entin berencana kembali mengungsi ke tempat pengungsian di Rusunawa Bale Endah.
“Tanggung, Pak. Baru juga pulang dari mengungsi masak harus mengungsi lagi?” ujar Entin.
Hingga berita ini diturunkan, ruas jalan Dayeuhkolot-Bale Endah yang merupakan jalan utama penghubung wilayah kota dan Kabupaten Bandung masih terendam banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), telah mendapatkan area untuk relokasi korban tanah bergerak di Desa Clapar, Kecamatan Madukara.
Mereka harus direlokasi karena rumah-rumah mereka masuk area seluas 8 hektare (ha) zona bahaya untuk permukiman.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Catur Subandrio mengaku telah mendapatkan informasi secara lisan dari Badan Geologi bahwa wilayah setempat tak layak untuk permukiman sehingga harus ada relokasi.
“Kami mengajukan usulan untuk relokasi di Dusun Sinanjer yang lokasinya masih sama di Desa Clapar. Di lokasi setempat ada tanah seluas 3 hektare yang merupakan tanah bengkok. Dari hasil kajian Badan Geologi, tempat tersebut aman untuk dijadikan kawasan permukiman.”
Aplikasi bencana
Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah dan Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan peringatan dini bencana banjir sungai Bengawan Solo berbasis Android.
Peluncuran aplikasi yang diberi nama Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) dilangsungkan di Bale Tawang Arum, Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (30/3).
Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Permana mengatakan sebagian besar warga di Jawa Tengah tinggal di daerah rawan banjir, salah satunya di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo.
Karena itu, sambungnya, warga memerlukan sistem peringatan dini. Hanya, lanjut dia, harga perangkat early warning system (EWS) tergolong mahal yang mencapai Rp200 juta.
“Pemerintah provinsi sebetulnya ingin semua daerah rawan itu dipasang EWS, tetapi terkendala pada biaya. Aplikasi FEWEAS ini dapat membantu warga yang tinggal di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo dan tentunya juga BPBD,” kata dia. (FR/LD/DW/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved