Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

KAI Incar Alat GeNose C19

INSI NANTIKA JELITA
28/12/2020 05:40
KAI Incar Alat GeNose C19
(Sumber: BPPT/Satgas Penanganan Covid-19/Tim Riset MI-NRC)

SETELAH resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan, GeNose C19, alat deteksi covid-19 buatan anak bangsa mulai dilirik banyak pihak. Salah satu perusahaan
yang tertarik untuk menggunakannya ialah PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Hal itu diungkapkan Vice Public Relations PT Kereta Api Indonesia (persero) Joni Martinus saat dikonfirmasikan, Jakarta, kemarin. Namun, menurut Joni, pihaknya masih
nunggu kepastian langkah dari pemerintah terkait dengan pemakaian GeNose C19.

“Penggunaan alat tersebut pada layanan KAI masih dalam tahap kajian internal serta menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah,” kata Joni.

Joni menuturkan KAI sudah melihat langsung alat GeNose C19 di Science Techno Park Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat tersebut dikembangkan para ahli UGM dalam tim yang diketuai Prof Kuwat Triyana.

Alat tersebut disebut bisa mendeteksi keberadaan virus korona dengan menggunakan embusan napas dalam waktu kurang dari 3 menit. Prof Kuwat berharap, distribusi GeNose C19 dilakukan tepat sasaran antara lain di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya, termasuk di rumah sakit.

GeNose C19 ialah hasil produksi massal batch pertama yang didanai BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan. Nantinya biaya tes dengan GeNose C19 terbilang murah dengan kisaran Rp15 ribu-Rp25 ribu.

Dengan efektivitas yang sama, alat deteksi covid-19 itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan rapid test antibodi, rapid test antigen, dan bahkan PCR swab yang harganya
ratusan ribu rupiah.

“Kami tentu menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh UGM dalam rangka menghadirkan layanan pengecekan covid-19 yang terjangkau, cepat, dan akurat,” pungkas Joni.
 

Mobile lab BSL-2


Karya anak bangsa lainnya yang saat ini juga menjadi sorotan ialah kehadiran mobile laboratory biosafety level 2 (mobile lab BSL-2). Bus yang berfungsi sebagai laboratorium
itu bisa memberikan layanan pengujian sampel covid-19 dengan metode swab PCR di mana saja.

“Fasilitas BSL-2 ini lebih mendekatkan pelayanan pemeriksaan,” ucap Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, kemarin.

Menurut Hammam, bus laboratorium itu dapat menjangkau daerah yang diketahui memiliki tingkat paparan tinggi sehingga dapat mempercepat tes yang akurat. BSL-2 itu dirancang untuk dapat memeriksa 500 sampel per 24 jam. Hasilnya pun bisa diketahui dalam jangka waktu 8 jam.

Mobile lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau Covid -19 (PC-19) yang akan memudahkan masyarakat untuk melakukan swab test, registrasi daring, serta mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test.

Pekan lalu, bus itu melakukan road show ke Jombang, Denpasar, dan Yogyakarta. Kegiatan itu bagian dari rangkaian dari Road Show Bakti Inovasi BPPT. Sebelum muncul bus itu, BPPT lebih dulu meluncurkan inovasi berbagai jenis kendaraan pengujian sampel covid-19, yakni kontainer dan trailer. (Van/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya