Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Istri Terduga Teroris Sriyono Kembalikan Uang Duka

30/3/2016 00:20
Istri Terduga Teroris Sriyono Kembalikan Uang Duka
(Dok. MI)

SURATMI alias Mufida, istri terduga teroris Siyono mengembalikan uang duka yang diterima atas kematian suaminya di tangan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, di Klaten, Jawa Tengah.

Pengembalian dua gepok uang duka yang terbungkus potongan koran itu dititipkannya lewat tangan Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, di kantornya di Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Selasa (29/3). Suratmi dikawal Komnas HAM dan laskar Islam Solo.

“Ibu Suratmi merasa terganggu dengan uang ini. Uang ini akan kami simpan sebagai barang bukti bagi kami untuk melakukan proses hukum,” kata Busyro.

Siyono ditangkap Tim Densus 88 Antiteror pada Selasa (8/3) lalu seusai melaksanakan salat magrib di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten.

Beberapa hari kemudian, Siyono dinyatakan tewas. Densus 88 Antiteror beralasan, Siyono melakukan perlawanan kepada petugas saat akan dibawa untuk melakukan olah TKP.

Suratmi bersama lima anaknya mengaku tidak percaya suaminya tewas gara-gara berkelahi dengan salah satu anggota Densus 88. Pasalnya, Siyono yang berperawakan kecil itu dikenal lugu dan tidak pandai berkelahi.

Setelah mendapat berita kematian suaminya, Suratmi mengaku dipanggil ke Jakarta. Perempuan bercadar ini diberikan uang untuk biaya pemakaman oleh perempuan bernama Ayu. “Katanya terima saja uang ini sebagai bentuk solidaritas dari kami,” ucap Suratmi.
Ia juga diminta meneken surat pernyataan berisi keikhlasannya untuk menerima peristiwa itu sebagai musibah, tidak melakukan autopsi dan tidak menuntut secara hukum.

PP Muhammadiyah mengaku akan mengawal kasus ini melalui proses hukum. Busyro juga sangat menyesalkan kejadian ini dan berharap Presiden mengaudit dan mengevaluasi kinerja BNPT dan Densus 88.
Dari Sulawesi Tengah, kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah dipastikan terjepit di titik pelariannya. “Mereka tidak bisa keluar dari kepungan,” kata Kapolda Sul­teng Brigjen Rudi Sufahriadi. (AU/AT/TB/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya