Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Uji PCR sudah 90,64% dari Target WHO

FERDIAN ANANDA MAJNI
03/12/2020 05:10
Uji PCR sudah 90,64% dari Target WHO
Percepat Penanganan Covid-19, RSUD Sekayu Miliki Laboratorium PCR(Dwi Apriani)

PEMERINTAH terus mengejar kapasitas pemeriksaan spesimen covid-19 sesuai standar yang direkomendasikan World Health Organization (WHO). Hingga akhir November, Indonesia telah memenuhi 90,64% dari target WHO sebesar 1.000 spesimen dari 1 juta penduduk dalam sepekan.

Bila disesuaikan populasi Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, diperlukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) covid-19 kepada 267 ribu orang per minggu.

“Walaupun sempat mengalami berbagai fl uktuasi, jumlah testing yang dilakukan pada November 2020, mencatatkan tren peningkatan setiap minggunya dari 67,15% pada minggu pertama, naik menjadi 90,64% pada minggu ke-4,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

Capain ini tidaklah mudah karena terdapat beberapa kendala, seperti ketersediaan reagen, jumlah SDM, kapasitas laboratorium, serta kondisi geografi Indonesia. “Oleh karena itu, saya mengapresiasi tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras untuk meningkatkan jumlah testing ini,” sebut Wiku.

Untuk tenaga laboratorium juga mendapat apresiasi dari satgas karena tidak pernah lelah dalam memeriksa setiap spesimen yang masuk. “Saya i ngin mengingatkan agar jangan terbuai oleh capaian ini.

Terus tingkatkan jumlah tes agar kita mampu mencapai target WHO dan kita mampu mendeteksi di mana pun pasien itu berada agar mendapat pelayanan kesehatan sedini mungkin, agar hasilnya dapat optimal dan sembuh,” kata Wiku sambil berpesan agar tenaga medis tetap menjaga kesehatan dan keamanan
dalam bekerja.

Selain testing dan treatment, penanganan covid-19 juga melibatkan upaya tracing atau penelusuran kontak terdekat dengan mereka yang positif covid-19.

Pemerintah saat ini tengah melakukan sinkronisasi data antara pusat dan daerah. “Kementerian Kesehatan tengah melakukan koordinasi dengan tiap-tiap daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” pungkas Wiku.


Pengendalian


Dalam kesempatan berbeda, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, kemarin, menegaskan pentingnya pemeriksaan untuk mengendalikan pandemi ini.

“Kenapa testing masuk strategi yang harus dilakukan untuk pengendalian? Karena memang covid-19 ini sangat cepat menular,” katanya.

Oleh karena itu, jika penularan terus terjadi, sedangkan orang yang tertular tidak menyadarinya, pemerintah khawatir jumlah yang terinfeksi semakin banyak. Sebaliknya, warga yang tertular dapat diidentifi kasi, hasil pemeriksaannya akan ditindaklanjuti dengan arahan untuk melakukan isolasi mandiri atau agar warga yang teridentifi kasi positif covid-19 dengan gejala berat dapat segera dirawat dan diobati.

Perkembangan pada pekan ini harus menjadi pembelajaran serius untuk memperbaiki diri. Dari peta zonasi risiko per 29 November 2020, jumlah daerah yang masuk zona merah bertambah hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya. Jumlah daerah yang berada di zona hijau pun semakin berkurang. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik