Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Vaksin Datang Bukan Akhir Pandemi

Atikah Ishmah Winahyu
29/11/2020 05:35
Vaksin Datang Bukan Akhir Pandemi
( Sumber: Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional /Setneg/Tim Riset MI-NRC )

PEMERINTAH tengah mempersiapkan programvaksinasi covid-19tahun depan. Termasuk memberikan pengetahuan terkait dengan vaksin kepada masyarakat.

"Vaksin menciptakan kekebalan tubuh kita secara spesifik atau khusus untuk dapat melawan penyakit tertentu" ujar juru bicara pemerintah dr Reisa Broto Asmoro dalam keterangan tertulis, kemarin.

Ia menjelaskan vaksin diberikan dalam keadaan tubuh sehat sebagai upaya pencegahan. Hal ini berbeda dengan pemberian obat saat tubuh sakit.

"Jadi, mari kita dukung terus. Tak kenal maka tak kebal, ini bukan sekadar jargon," ujar dia.

Reisa menambahkan, vaksin sudah diberikan kepada masyarakat sejak usia dini melalui imunisasi. Tujuannya, seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Meskipun memiliki sistem imun, tubuh membutuhkan pengenalan terhadap jenis-jenis kuman yang bisa menyebabkan penyakit. Vaksin berfungsi membuat badan seseorang mengenali dan kebal terhadap penyakit tertentu.

"Tetapi ingat ya, vaksin bukan solusi total untuk menghilangkan virus tersebut. Datangnya vaksin covid-19 bukan berarti pandemi langsung berakhir," tegas dia.

Masyarakat diminta tetap menerapkanprotokol kesehatan3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan rajin. Pola hidup ini harus tetap dijalankan meski vaksin covid-19 sudah tersedia.

 

Pesan 23 juta vaksin

Peru telah memesan vaksin covid-19 dengan jumlah yang cukup bagi hampir tiga perempat populasinya, setidaknya satu dosis saat imunisasi tersedia.

Ini merupakan perkembangan yang penuh harapan bagi negara dengan salah satu tingkat kematian covid-19 tertinggi di dunia.

Perjanjian yang diumumkan, pada Jumat (27/11), dengan Pfizer Inc dan program distribusi vaksin global Covac akan menyediakan 23,1 juta dosis untuk populasi 31,9 juta. Beberapa regimen vaksin memerlukan dua dosis.

Kementerian Kesehatan Peru menyatakan telah menandatangani perjanjian terikat dengan Pfizer untuk pembelian 9,9 juta dosis vaksin yang sedang dalam pengujian. Sebanyak 13,2 juta dosis lainnya akan dibeli melalui Covac, yang dipimpin aliansi vaksin Gavi dan Organisasi Kesehatan Dunia serta bertujuan mempromosikan akses yang adil.

Covac telah menandatangani perjanjian untuk membeli vaksin dari pembuat obat Prancis Sanofi, Glaxosmithkline Inggris, Astrazeneca, dan Novavax.

Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti memperkirakan vaksin akan tiba di Peru pada kuartal pertama 2021, sebelum pemilihan umum pada 11 April. Vaksin mungkin akan diberikan di pusat pemungutan suara.

Sementara itu, Malaysia telah membuat persetujuan untuk membeli 12,8 juta dosis vaksin covid-19 Pfizer, menjadikannya negara pertama di Asia Tenggara yang mengumumkan kesepakatan dengan produsen obat AS itu.

Sementara data uji coba terakhir menunjukkan bahwa vaksin Pfizer 95 persen efektif, banyak negara Asia tidak mempertaruhkannya karena iklim tropis yang panas, pulau-pulau terpencil, dan kurangnya pendingin freezer ultra.

Vaksin Pfizer, yang dikembangkan bersama dengan mitra Jerman BioNTech, harus disimpan dan diangkut pada suhu -70 derajat celsius, meskipun dapat disimpan di lemari es hingga 5 hari atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal.

"Malaysia akan memprioritaskan kelompok berisiko tinggi, termasuk garis depan, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung dan diabetes," kata Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. (Medcom.id/TheGuardian/CNA/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya