Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Peserta Wisata Edukasi Nusantara Kunjungi Pulau Seliu di Belitung

Mediaindonesia.com
22/11/2020 13:29
Peserta Wisata Edukasi Nusantara Kunjungi Pulau Seliu di Belitung
Pulau Seliu adalah salah satu destinasi wisata favorit di Belitung.(MI/Rendy Ferdiansyah)

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menerbitkan panduan wisata edukasi tematik Nusantara. Salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah obyek wisata di kawasan Belitung.

Nengambil tema 'Island Exploration in Belitung', panduan wisata ini dipadupadankan dengan program CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainability) di objek daya tarik wisata.

Program ini diselenggaran pada 17-20 November 2020. Dalam penyusunan Panduan Wisata Edukasi Tematik Nusantara Belitung, peserta diajak untuk eksplorasi sejumlah destinasi wisata.

Di hari terakhir, peserta diajak merasakan lebih dekat dengan destinasi wisata Belitung, salah satunya dengan mengunjungi Pulau Seliu. Pulau Seliu berada di Kecamatan Membalong atau 50 kilometer dari pusat kota Tanjungpandan.

Perjalanan ke Membalong bisa ditempuh kurang lebih 90 menit,. Untuk menyeberang ke Pulau Seliu, harus melalui Teluk Gembira, yang ada di Kecamatan membalong.  

Secara geografis, posisi Pulau Seliu cukup strategis. Kapal-kapal yang melintas bisa singgah dan bongkar muat di sini. Bersamaan dengan pengelolaan hasil laut, Pulau Seliu juga dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

"Pulau Seliu bisa menjadi lokasi wisata renang, diving, snorkeling, maupun budi daya rumput laut," terang Kepala Dinas Pariwisata Belitung, Jasagung Haryadi, dalam keterangannya, Sabtu (21/11).

Nama dari Pulau Seliu sendiri berasal dari banyak versi, antara lain konon dari keluarga Liu yang pertama kali menetap di daerah itu. Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa Seliu berasal dari kata keseleo yang merujuk pada cerita legenda melawan bajak laut.

Namun nama yang paling diyakini berasal dari bunyi gesekan kereta surong, alat pengangkut barang yang kini replikanya diabadikan di kantor Desa Pulau Seliu.

Di Pulau Seliu,pengunjung juga bisa melihat lebih dekat rumah panggung Melayu, kegiatan tradisional masyarakat berupa pembuatan emping, membuat jaring kepiting dan menjalin atap dari daun rumbai. 

Jika wisatawan beruntung datang di saat musim buah, pemandangan lainnya bisa nikmati adalah jejeran pohon mangga yang ada di setiap rumah warganya. Jumlahnya tidak cuma puluhan, tapi ratusan, menggantung indah di setiap rumah warga. Selain mangga, Pulau Seliu terkenal sebagai sentra produksi ikan asin, kopra dan emping. Perpaduan antara desa nelayan dengan desa petani ada di pulau ini.

Masih di Pulau Seliu, pengunjung akan ditawarkan dengan keindahan Pantai Tanjung Marang Bulo yang berada di sisi barat Pulau Seliu. Berpasir putih dan landai membuat kita betah berlama-lama menikmati panorama alam Pantai Tanjung Marang Bulo.

Banyak yang datang ke sini untuk melihat sunset atau matahari terbenam. Ketika air laut pasang, batu-batu yang tersebar di bibir pantai akan nampak seperti mengapung di atas laut.

Arya Galih Anindita, penanggungjawab kegiatan 'Wisata Edukasi Tematik Nusantara’ di Belitung dari Kemenparekraf/Baparekraf, menuturkan kegiatan eksplorasi destinasi wisata dilakukan agar peserta dapat melihat detail potensi dan keindahan objek wisata Belitung yang akan dituangkan dalam panduan wisata edukasi tematik Nusantara Belitung ini.

"Kunjungan ke destinasi wisata ini untuk melihat lebih detail potensi dan keindahan alam obyek wisata agar dapat dituangkan dengan baik dalam panduan wisata edukasi tematik Nusantara Belitung ini," kata dia.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani Mustafa, menerangkan, pandemi covid-19 memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk dapat menjalankan segala aktivitas, terutama di luar ruangan. 

"Demikian juga kegiatan wisata yang memerlukan adaptasi terhadap kebiasaan-kebiasaan baru, sehingga dapat dilakukan dengan aman dan nyaman untuk semua," kata Rizki.

Ia melanjutkan, dalam kerangka itu Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi program wisata edukasi tematik Nusantara yang bertujuan untuk mengedukasi peserta mengenai daya tarik wisata minat khusus di Indonesia dan implementasi protokol CHSE. 

Pada saat yang sama, Rizki menjelaskan program ini dibuat untuk menarik minat wisatawan domestik dalam merencanakan dan melakukan perjalanan wisata di era adaptasi kebiasaan baru ini.

"Ketentuan-ketentuan yang termuat dalam panduan ini mengacu pada protokol dan panduan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, World Health Organization (WHO), World Travel and Tourism Council (WTTC) dalam rangka pencegahan dan penanganan covid-19," paparnya.

Menurut dia, buku panduan ini nantinya akan menjadi pedoman tata cara pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di hotel, restoran, rumah makan dan obyek daya tarik wisata. Kiki berharap kegiatan ini dapat memacu dan menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata minat khusus sesuai dengan ketentuan kesehatan yang telah ditetapkan.

"Buku panduan ini menjadi angin segar bagi Industri pariwisata Indonesia yang saat ini sedang berjuang untuk bangkit akibat keterpurukan akibat pandemi covid-19," papar dia. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik