Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Bencana Tambang, 10 Tewas

Surya Sriyanti
21/11/2020 04:20
Bencana Tambang, 10 Tewas
Sepuluh penambang emas tradisional tewas terkubur saat terjadi longsor di Sungai Seribu, Kecamatan Arut Utara, Kotawaringin Barat.(MI/Surya Sriyanti)

SEPULUH penambang emas tradisional terkubur di lubang tambang sedalam 60 meter di Sungai Seribu, Kecamatan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (10/11) malam. Sampai tadi malam, baru tiga penambang yang sudah dievakuasi dalam kondisi tidak bernyawa.

Di lokasi kejadian, Kapolres AKB Devy Firmansyah mengatakan penyebab kejadian itu ialah tanah longsor yang terjadi di tengah hujan deras. “Korban sulit menyelamatkan diri. Mereka berada di dalam lubang yang diameternya hanya 1 meter dan kedalaman sekitar 60 meter.”

Kondisi lubang juga sulit dimasuki karena tertutup tanah longsor dan terendam air. Kemarin, hujan deras juga turun di lokasi sehingga menyulitkan evakuasi.

“Saat ini, konsentrasi kita ialah mengevakuasi korban dengan cara menguras air yang ada di dalam lubang. Setelah itu, kita juga perlu melakukan identifikasi karena kondisi tubuh korban mengalami perubahan fisik,” tandasnya.

Tanah longsor juga mendera Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tanah longsor terjadi akibat tebing di perbatasan Kecamatan Sukanegara dan Pagelaran itu tidak kuat menahan derasnya air hujan.

“Dari laporan petugas Relawan Tangguh Bencana diduga ada yang tertimbun longsoran. Kami masih memastikannya,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Derah, M Irfan Sofyan, tadi malam.

Banjir di Kendal

Banjir juga masih mengepung sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Yang terbaru, seorang warga tewas dan seorang lainnya masih dalam pencarian karena terseret banjir di Kabupaten Kendal.

Banjir menyergap tiga desa di Kecamatan Boja, yakni Cangkiran, Mijen, dan Bebengan. Penyebabnya hujan yang turun seharian membuat sungai dan saluran drainase meluap.

“Saat banjir datang, sebuah sepeda motor yang dikendarai bapak dan anak terseret arus. Tubuh sang bapak, Rudi Waluyo, 53, sudah ditemukan di aliran Sungai Gendengan Boja, sekitar 4 kilometer dari lokasi mereka terseret,” kata Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya.

Kondisi di Kabupaten Cilacap juga belum membaik. Sampai kemarin, banjir masih merendam 46 desa di 15 kecamatan di kabupaten terluas di Jateng tersebut. “Banjir belum surut. Kondisi sejumlah kecamatan masih parah, yakni Kroya, Sidareja, dan Bantarsari,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Tri Komara Sidhy.

Jumlah pengungsi mencapai 1.463 keluarga atau 4.275 jiwa. Mereka mengungsi ke sekolah dan balai desa.

Akhir pekan lalu, banjir bandang juga menerjang Kecamatan Lawe Bulan dan Deleng Phokisen di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Dari hasil pendataan kemarin, dipastikan 48 rumah rusak.

“Sepuluh rumah di antaranya rusak parah. Para pemilik rumah untuk sementara harus mengungsi sampai rumah mereka bisa dibangun kembali,” kata Kepala BPBD M Asbi.

Meski bencana belum datang, warga di Nusa Tenggara Timur diingatkan untuk mewaspadai datangnya hujan disertai petir pada 20-26 November. “Potensi hujan dan angin kencang terjadi di 14 kabupaten,” kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi. (BB/BK/AS/LD/MR/PO/RF/MY/YK/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya