Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Batik Malang tidak Goyah Disergap Wabah

(BN/AU/OL/TS/AP/N-2)
07/11/2020 04:45
Batik Malang tidak Goyah Disergap Wabah
Pameran Batik Malang:( MI/Bagus Suryo)

ENTAH beruntung atau memang karena perhitungan usaha yang matang, yang membuat Heru Tofan mengaku tidak goyah di masa pandemi. “Pesanan ada saja. Justru semakin banyak,” tutur perajin batik Wong Ngantang, di Malang, Jawa Timur, itu, kemarin.

Sejak Maret, saat covid-19 mulai mewabah, usaha yang digeluti Heru dari Dusun Plumbang, Pandansari, Kecamatan Ngantang, tidak pernah goyah. Konsumennya bukan hanya warga lokal. Pesanan dari luar Pulau Jawa pun terus mengalir sejak awal wabah pada Maret 2020.

Ia mengaku sampai kehabisan stok lantaran banyaknya pesanan. Pesanan terbanyak dari Tarakan, Kalimantan Utara, Muara Enim dan Palembang, di Sumatra Selatan. Daerah lain yang juga tidak kalah deras meminta kiriman ialah Makassar, Sulawesi Selatan, dan sejumlah kota di Kalimantan.

Heru menjual batik tulis buatannya Rp250 ribu-Rp350 ribu di sekitar Malang, dan harga luar Jawa Rp525 ribu per potong karena kena tambahan ongkos kirim.

“Saya bersyukur usaha ini juga bisa dinikmati ibu ibu rumah tangga di sekitar Ngantang. Mereka terlibat mencanting dan mewarna sampai pengepakan,” tambahnya.

Pemilik Batik Blimbing Malang, Desy Ana, juga mengaku mampu bertahan. “Sehari bisa menjual 20-30 potong batik cap dan 5 potong batik tulis. Kami menjual secara daring. Pemesannya banyak dari Jakarta,” tambahnya.

Wali Kota Malang Sutiaji mengakui daya tahan UMKM di masa pandemi sudah berkontribusi besar memulihkan ekonomi. “Mungkin ini anomali. Capaian pertumbuhan ini di luar kebiasaan karena pandemi telah mengakibatkan kontraksi di semua sektor.”

Karena UMKM, ekonomi Malang masih tumbuh. “Sekitar 3,8%, dan trennya terus positif,” tandas Sutiaji.

Tren pemulihan ekonomi juga ditunjukkan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. “Beberapa sektor usaha utama masih mengalami pertumbuhan positif, yakni pertanian dan informasi komunikasi,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY, Hilman Tisnawan.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, menyatakan, dari 17 lapangan usaha, 11 di antaranya masih mampu tumbuh positif. “Pertumbuhan yang paling baik terjadi di jasa pendidikan,” jelasnya. (BN/AU/OL/TS/AP/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya