Jaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

(Fer/J-1)
27/10/2020 04:10
Jaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
(Sumber: LIPI/Kementerian Pertanian)

KETIDAKJELASAN waktu kapan pandemi akan berakhir berpotensi mengganggu ketersediaan, stabilitas, dan akses pangan. Hal yang paling dikhawatirkan jika kondisi itu terus berlangsung ialah terjadinya krisis pangan. Oleh karena itu, menjaga ketahanan pangan di masa pandemi covid-19 saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan pandemi covid-19 juga berdampak pada upaya penanganan masalah kesehatan yang sebelumnya ada.

"Pandemi ini berdampak pada ketahanan pangan masyarakat dan khususnya mengganggu upaya kita untuk menangani stunting secara nasional," kata Handoko dalam webinar nasional Prof Talk: Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19, kemarin.

Di lain sisi, Handoko menjelaskan upaya menangani dampak ekonomi memunculkan kesempatan dan kreativitas baru yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional.

"Prof Talk kali ini diharapkan dapat menggali berbagai ide baru yang dapat diadopsi untuk menjadi kebijakan terkait," ungkap Handoko.

Peneliti bioteknologi hewan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Endang Tri Margawati menjelaskan, terlepas dari berbagai problem yang ada, masa pandemi juga mendorong munculnya berbagai inovasi. Salah satunya urban farming.

"Urban farming termasuk dalam pertanian terintegrasi. Banyak contoh yang sudah dilakukan, misalnya menanam padi di pekarangan rumah (nonsawah), tanam padi hidroponik, tanam padi berumur pendek, ataupun tanaman padi terintegrasi dengan pemeliharaan ikan. Untuk ketersediaan protein hewani, kita tidak perlu khawatir karena Indonesia adalah negara bahari," ungkapnya.

Prof Talk ini merupakan webinar lecture series perdana yang diselenggarakan Majelis Profesor Riset LIPI.

Kementerian Pertanian juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa pandemi.

"Di antaranya program peningkatan kapasitas produksi melalui food estate, diversifikasi produksi dan konsumsi pangan, fasilitasi cadangan pangan di berbagai daerah, fasilitasi pemasaran komoditas pertanian melalui Toko Tani Indonesia, dan beberapa paket jejaring pengaman sosial," kata Profesor Riset Bidang Ekonomi Pertanian Kementerian Pertanian Tahlim Sudaryanto. (Fer/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya