Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
GAS elpiji 3 Kg langka di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) terutama di wilayah Kabupaten Bintan termasuk Batam, karena ulah para pengecer yang membeli gas elpiji 3 Kg dari pangkalan sehingga warga kesulitan memperoleh gas.
Hasilnya, temuan sidak oleh Pertamina, Disperindag dan pihak kepolisian para pengecer memborong gas 3 Kg dan dijual dengan harga tinggi untuk menarik keuntungan.
"Menyikapi hal tersebut, kami melakukan beberapa langkah. Yang pertama berupa penambahan fakultatif elpiji 3 Kg sebanyak 1.120 tabung di sejumlah wilayah Kabupaten Bintan," ujar Pjs Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut Nurhidayanto, Senin (19/10).
Baca juga: Mahasiswa Terbanyak Melanggar Protokol Kesehatan di Batam
Sebanyak 820 tabung disebar ke wilayah Tanjunguban, Bintan Utara, serta 300 tabung di wilayah Bintan Timur.
Langkah kedua, lanjut Nurhidayanto, Pertamina memperketat pengawasan penyaluran elpiji 3 Kg. Dengan menetapkan pangkalan hanya boleh menjual satu tabung per kepala keluarga (KK). Setiap pembeli juga diwajibkan membawa foto kopi KTP.
Pihaknya juga menegaskan kembali ke pangkalan agar menjual elpiji 3 Kg sesuai dengan HET.
"Penambahan ini dilaksanakan karena terjadinya lonjakan permintaan elpiji 3 kg. Hasil pengamatan kami, kenaikan permintaan karena di tengah kondisi pandemi sebagian warga beralih profesi menjadi pengecer elpiji," ujarnya.
Dengan demikian, Pertamina membatasi penambahan fakultatif agar tidak disalahgunakan oleh pengecer.
Selain itu, penambahan penyalur yang terlalu banyak, dikhawatirkan akan membahayakan ketersediaan sisa kuota hingga September 2020.
Di wilayah Kepri, telah disalurkan elpiji 3 Kg sebanyak lebih dari 12,2 juta tabung. Sisa kuota yang tersedia sampai dengan Desember sebesar 3,4 juta tabung.
Jika penyaluran di Oktober 2020 ditambah melebihi alokasi, akan mengurangi alokasi di bulan-bulan berikutnya. Padahal pada bulan-bulan mendatang terdapat momen seperti Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru yang secara historis menunjukkan peningkatan kebutuhan elpiji.
Pertamina mengimbau agar masyarakat membeli Elpiji 3 Kg di pangkalan resmi, sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu menyimpan lebih banyak, sehingga menghindari pembelian berlebih.
Jika warga menemukan indikasi pangkalan yang melanggar ketentuan, agar melapor ke call center Pertamina di nomor 135.
Pertamina tidak segan menindak agen dan pangkalan yang melanggar ketentuan. Seperti yang baru-baru ini diterapkan pada pangkalan di Bintan. Terbukti melakukan penjualan ke pengecer, pangkalan tersebut dikenakan sanksi pemutusan hubungan usaha (PHU). Agen yang membawahi pangkalan juga mendapat sanksi surat peringatan.
"Selain itu, kami juga mendorong masyarakat mampu, untuk mengonsumsi elpiji non subsidi. Pertamina menyediakan LPG non subsidi seperti Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg. Agar elpiji subsidi 3 Kg benar-benar digunakan oleh yang berhak," tegasnya. (OL-1)
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
KETUA Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi meminta pemerintah membatalkan wacana penerapan kebijakan satu harga untuk elpiji 3 kg.
KELANGKAAN dan melambungnya harga gas elpiji 3 kg (gas melon) di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Kementerian ESDM menyatakan PT Pertamina (Persero) menjadi pelaksana penyaluran elpiji 3 kilogram (kg) satu harga secara nasional.
PEMERINTAH tengah merumuskan kebijakan baru terkait penetapan harga elpiji 3 kilogram menjadi satu harga nasional. Kebijakan ini ditargetkan mulai berlaku pada 2026.
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya gas elpiji 3 kg, Pertamina Patra Niaga menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved