Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

2.500 Ha Padi Roboh Hasil Panen Merosot

16/3/2016 02:30
2.500 Ha Padi Roboh Hasil Panen Merosot
(ANTARA)

SEDIKITNYA 2.500 hektare padi siap panen di Banyumas, Jawa Tengah, roboh akibat tiupan angin kencang dan serangan hama wereng batang cokelat.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas Tjutjun Sunarto mengatakan robohnya padi itu berdampak pada penurunan hasil panen. "Meski tidak terlalu signifikan karena padi yang roboh umumnya sudah siap panen," katanya, Selasa (15/3).

Dalam 1 hektare, hasil panen padi bisa mencapai 6 ton tapi karena padi roboh, hasilnya menurun hingga 4 ton. Petani di Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas, Budi, 43, mengatakan petani berusaha mendirikan kembali padi roboh itu supaya bisa sampai masa panen.

Di Sukabumi, Jawa Barat, puluhan hektare lahan sawah di beberapa kecamatan ikut terdampak bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak Jumat (11/3) hingga Minggu (13/3). Padahal, sebagian di antaranya akan segera memasuki masa panen raya. Estimasi kerugian tanaman padi siap panen diperkirakan Rp2,6 miliar.

Memasuki masa panen raya harga gabah di Malang, Jawa Timur, dan Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Garut di Jawa Barat justru turun rata-rata Rp500 per kg. Kendati turun, petani tetap enggan menjual ke Perum Bulog karena masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Saat ini HPP untuk GKP petani hanya Rp3.700 per kg, sementara petani meminta harga di atas Rp4.000 per kg.

Dalam merespons hal itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri panen padi dan serap gabah di Kabupaten Takalar, Sulsel, mengaku akan membahasnya kembali agar dimungkinkan ada penyesuaian harga.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Kota Tasikmalaya Nung Nurteti menilai anjloknya harga gabah tidak berdampak besar pada harga beras.

Sementara, Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi telah membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Beras untuk menyelidiki kekacauan tata niaga dan akurasi data beras di Jatim. "KPK akan turun pada Mei untuk mengecek data beras," kata dia di Surabaya, Selasa (15/3). (Tim/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya