Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Harga Cabai makin Pedas

Rendy Ferdiansyah
16/3/2016 02:20
Harga Cabai makin Pedas
(ANTARA)

SETIAP hari harga cabai di sejumlah daerah terus naik, termasuk cabai produksi lokal. Tak hanya konsumen dan pedagang yang geleng-geleng kepala, dinas koperasi perdagangan dan perindustrian setempat pun ikut kebingungan.

Pantauan Media Indonesia hingga Selasa (15/3), menemukan kenaikan tertinggi terjadi di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Cabai rawit dijual Rp80 ribu per kilogram dan cabai merah besar Rp70 ribu per kg. Harga bawang merah juga masih di angka Rp55 ribu per kg.

"Bumbu dapur seperti bawang merah, cabai rawit, dan cabai besar masih tetap tinggi. Belum mengalami penurunan," kata Hayati, 39, pedagang tradisional di Pasar Pagi Pangkalpinang.

Meroketnya harga ketiga bumbu dapur tersebut memicu penurunan daya beli masyarakat dan itu menyebabkan omzet pedagang anjlok hingga 70% karena konsumen mengurangi pembelian. "Mau bagaimana lagi, lebih baikkita mengurangi konsumsi daripada harus mengeluarkan tambahan biaya belanja," timpal Kusriyati, 51, warga asal Kembaran, Banyumas, di Pasar Wage, Purwokerto, Jawa Tengah.

Di Pasar Johar Karawang, Jawa Barat, harga cabai merah keriting saat ini mencapai Rp72 ribu per kg dari yang biasanya Rp23 ribu per kg. Harga cabai merah mencapai Rp68 ribu per kg dari Rp25 per kg.

"Setiap harga naik. Pemkab tidak pernah melakukan operasi pasar. Sejauh ini, tak acuh saja," ujar Ujang, 43, seorang pedagang sayur.

Hasanah, 40, pedagang di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, mengatakan harga cabai selama dua pekan terakhir merayap naik dari Rp50 ribu per kg menjadi Rp70 ribu per kg. Kenaikan harga hingga di atas 100% juga terjadi di Sukabumi dan Bandung, Jawa Barat, serta Bojonegoro, Jawa Timur. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada cabai rawit merah hingga Rp60 ribu per kg.

"Kenaikannya cukup luar biasa," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi Ayep Supriatna, kemarin.

Ia mengaku heran dengan kenaikan harga cabai ini. Pasalnya, pasokan cabai rawit merah kebanyakan berasal dari petani lokal. "Cukup aneh juga jika harga cabai rawit merah lokal ini harganya naik. Tapi kemungkinan disebabkan faktor cuaca juga," ujar Ayep.

Di Kota Kupang, NTT, kenaikan harga cabai saat ini di angka Rp35 ribu per kg masih lebih kecil daripada rekor tertinggi Februari 2016 di harga Rp80 ribu per kg. Sebaliknya, di Malang, Jawa Timur, harga cabai rawit merah berangsur turun menjadi Rp40 ribu per kg, setelah adanya pasokan cukup. Kendati demikian, harga itu masih tergolong mahal.


Petani senang

Perkembangan harga cabai yang fluktuatif itu diprediksi terus melonjak karena hasil panen petani kurang optimal akibat serangan hama. Di sisi lain, petani tertolong kenaikan harga hingga 50%.

Petani wilayah Temanggung, Jawa Tengah, mematok harga jual cabai rawit merah sebesar Rp40 ribu per kg. Padahal, di awal musim panen, harga cabai yang biasa disebut juga cabai sret itu di kisaran Rp20 ribu-Rp25 ribu per kg.

Asrori, 54, petani di Kecamatan Bulu, mengaku senang dengan tingginya harga cabai di musim panen kali ini. Ia menanam sekitar 3.000 batang cabai di lahan seluas 2.500 meter persegi. Sementara itu, kenaikan harga ayam potong di pasar tradisional Cirebon, Jawa Barat, dipicu pengosongan kandang oleh peternak karena faktor cuaca untuk mengantisipasi munculnya penyakit. (Tim/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya