Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

BPBD Bandung Sulit Atur Korban Banjir

Budi Mulia
15/3/2016 04:30
BPBD Bandung Sulit Atur Korban Banjir
(ANTARA/NOVRIAN ARBI)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung, Jawa Barat, kesulitan mengatur pengungsi banjir di Kabupaten Bandung.

"Masifnya banjir mengakibatkan warga sulit untuk dikontrol, padahal kami sudah mengarahkan ke posko pengungsian yang sudah kami petakan," ujar Kepala Harian BPBD kabupaten Bandung Tata Irawan Sobandi di Bandung, Senin (14/3).

Tata tidak menyalahkan warga yang mendirikan tenda mandiri atau tempat pengungsian di luar yang disiapkan BPBD.

"Mungkin warga ingin tempat pengungsian yang tidak begitu jauh dari rumah mereka yang terkena banjir sehingga sewaktu-waktu bisa kembali ke rumah jika air sudah mulai surut," tambahnya.

Hingga hari kedua (kemarin), banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bandung belum menunjukkan tanda segera surut.

Ketiga kecamatan itu ialah Dayeuhkolot, Bale Endah, dan Bojongsoang.

Lokasi yang terendam paling parah adalah di Kampung Andir dan Cieundeung, Bale Endah, dengan ketinggian air masih mencapai 2 meter.

Sedangkan di Desa bojongkoneng, air sedalam 30 sentimeter masih menggenangi rumah rumah warga.

Kepala BPBD Jawa Barat Haryadi Wargadibrata menyatakan mencatat jumlah pengungsi akibat banjir meluapnya Sungai Citarum mencapai 8.041 jiwa.

Anggota Polantas Polres Bandung Budi memastikan ruas jalan Baleendah-Bojongsoang-Bandung di jalur banjir Bandung selatan sudah bisa dilintasi meski masih tergenang air.

Puluhan warga Desa Parung Halang Kecamatan Bale Endah memilih mengungsi di tenda swadaya.

Termasuk Sulaeman yang mengaku mendirikan tenda di lahan yang cukup tinggi dan tidak jauh dari rumahnya.

Menurut dia, posko yang didirikan warga hanya berjarak 200 meter dari lokasi banjir itu lebih layak daripada tempat pengungsian yang letaknya jauh dari rumah warga.

"Di sini kami masih bisa mengontrol rumah dan menjaga harta benda yang ada di rumah setiap saat. Kalau ke tempat penampungan, jaraknya jauh dan berdesak-desakan," ujarnya.

Sulaeman mengeluhkan ketiadaan bantuan kepada korban.

Padahal, dirinya dan warga lain sudah melaporkan tenda pengungsian mereka ke posko kecamatan.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau yang biasa disapa Aher meninjau beberapa lokasi banjir dan dapur umum di Telkom University.

Pada kesempatan itu, Khofifah menyerahkan bantuan senilai Rp733 juta sedangkan Aher menyerahkan bantuan senilai Rp211,9 juta.


10 kecamatan

Wilayah terdampak bencana bersamaan tingginya curah hujan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak Jumat (11/3) malam hingga Minggu (13/3) malam makin meluas.

Wilayah yang mengalami banjir bandang dan tanah longsor terjadi di 25 desa di 10 kecamatan.

Berdasarkan rekap BPBD Kabupaten Sukabumi, 10 kecamatan yang mengalami banjir bandang dan longsor itu yakni Sukabumi, Sukaraja, Nyalindung, Kadudampit, Purabaya, Jampang Tengah, Cisaat, Cireunghas, Gunungguruh, dan Gegerbitung.

"Dari berbagai kejadian itu ada dua orang yang mengalami luka dan satu orang terbawa hanyut. Hingga sekarang masih dalam proses pencarian," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo. (UL/BB/Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya