Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman menugasi ratusan tenaga harian lepas (THL) PPL pertanian se-Jawa Tengah untuk membantu Perum Bulog menyerap gabah petani saat berlangsung panen raya padi di Desa Sidodari, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (14/3).
Hal ini merupakan langkah baru Mentan, setelah sidak Presiden Joko Widodo yang mendapati sejumlah mesin pengering gabah yang tidak berfungsi, bahkan ada yang mangkrak sejak 2007, di gudang Bulog Triyagan, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (11/3).
Seorang PPL ditargetkan mampu membantu Bulog menyerap gabah dalam dua bulan musim panen MT I ini minimal sebanyak 1.000 ton.
Mereka dilibatkan karena dinilai dekat dan mampu melakukan pendekatan ke petani.
"Siapa yang berani dan mampu menyerap gabah 5.000 ton, langsung mendapatkan kesempatan pertama untuk diangkat (menjadi PNS). Lalu, yang mampu capai 3.000 ton akan mendapatkan SK (PNS) berikutnya," ucap Mentan, di hadapan 200 PPL yang hadir dalam panen raya tersebut.
Pancingan Mentan di podium seusai panen raya secara simbolis dengan mesin pemanen itu langsung ditanggapi seorang PPL pertanian dari Demak, yang menyanggupi penyerapan gabah 5.000 ton dalam dua bulan panen raya MT I.
Saat ini wilayah dengan tingkat serapan gabah terendah berada di Sumatra Selatan dan Pulau Jawa, yang merupakan wilayah sentra utama beras.
Karena itu, upaya tim gabungan yang melibatkan Kementerian Pertanian, Bulog, kelompok tani, pemerintah daerah untuk membeli gabah langsung dari petani diharapkan bisa efektif.
Dengan dana serap gabah petani sebesar Rp20 triliun, Mentan berharap Bulog akan mampu menggapai beras petani sebanyak 4 juta ton hingga 5 juta ton.
"Saat ini penurunan harga gabah mencapai 30%. Ini harus bisa cepat ditindaklanjuti penyerapan oleh Bulog," ujar Mentan.
Prajurit TNI juga diminta ikut mengawal dan menjaga ketahanan pangan agar tujuan swasembada pangan tercapai dengan baik, termasuk juga mengamankan peredaran pupuk subsidi.
Jawa Tengah sendiri diharapkan mampu menyumbangkan serapan gabah petani sebanyak 650.000 ton setara beras di musim panen ini.
Sementara itu, target penyerapan beras Bulog Sumsel dipatok 150.000 ton beras tahun ini, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 120.000 ton beras.
Dari Sulawesi Selatan, Bulog baru mampu menyerap 200 ton gabah dari 400 ribu ton target tahun ini karena harga yang masih tinggi, yaitu Rp4.800 per kilogramnya untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.
"Sementara HPP untuk GKP tingkat petani kan hanya Rp3.700 per kilogram berdasarkan Inpres Nomor 15 Tahun 2015. Jadi, kita tetap menunggu harga turun," seru Kepala Bulog Divre Sulsel Abdul Muis.
Sebaliknya, Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) belum juga menyerap beras karena petani terlambat menanam padi.
Untuk menggenjot serapan gabah kering panen, Bulog Subdivre Banyumas, Jawa Tengah, saat ini terus bergerak hingga memasang spanduk di daerah-daerah panen supaya harganya tidak anjlok.
Pihaknya juga telah menyiapkan empat unit alat pengering gabah untuk mempercepat proses pengeringan dan memproses gabah menjadi beras.
Komitmen bersama
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Gatot Irianto mengatakan komitmen penyerapan gabah petani juga digaungkan di Jawa Timur lewat sebuah penandatanganan pernyataan komitmen bersama antara Bulog, Dinas Pertanian, dan Komandan Kodim.
"Bulog dan jajarannya berkomitmen menyerap gabah petani dengan harga sebagaimana ditetapkan pemerintah secara berkelanjutan dan melaporkan hasil penyerapan setiap minggu kepada Menteri Pertanian," tegas Gatot, dalam keterangan resminya.
Di sisi lain, Bupati Nagekeo, NTT, Elias Djo, berpandangan, sudah saatnya Bulog menaikkan HPP milik petani mengingat disparitas harga yang cukup tinggi sehingga banyak petani lebih memilih menjual hasil panennya ke tengkulak.
Namun, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring mengatakan tim tersebut dirasa tidak perlu mengawasi distribusi beras hingga ke pasar.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan bukan soal dana yang menyebabkan lemahnya penyerapan beras Bulog tahun ini, tapi lebih karena infrastruktur pascapanen.
"Kami punya dana Rp25 triliun untuk menyerap gabah petani. Gudang juga tersedia. Yang menjadi kendala lainnya bagi kami adalah infrastruktur pascapanen yang kurang memadai," ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang di pasar beras Johar, Karawang, Jawa Barat, mengaku harga beras turun hingga 20% di beberapa jenis sejak banjir yang merendam sejumlah lahan pertanian di Indonesia.
Harga beras kualitas di bawah standar dipatok Rp7.100 per kg, beras standar Rp8.500 per kg, dan harga beras super mencapai Rp10.300 per kg.
Selain itu, kualitas beras juga turun dan berubah warna menjadi hitam.
"Kita berharap pemerintah dapat membantu perbaikan kualitas padi untuk para petani saat musim hujan," ucapnya.(DW/PO/CS/LD/RO/Pra/LN/PT/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved