Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Warga Amuk Proyek Bocimi

Dede Susianti
14/3/2016 02:50
Warga Amuk Proyek Bocimi
(ANTARA/Arif Firmansyah)

WARGA Kampung Limusnunggal, Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Bogor, marah dan merusak alat berat milik pengembang yang sedang mengerjakan proyek pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Minggu (13/3).

Kemarahan warga bermula dari jebolnya tanggul lahan proyek pengerukan proyek pembangunan Tol Bocimi di Cikangaleuh tapi imbasnya merambah ke RT 2/3 Kampung Limusnunggal, yang jaraknya sekitar 500 meter dari lokasi.

Jebolnya tanggul berupa kubangan dengan luas sekitar 100 meter itu menyebabkan tiga rumah berikut fasilitas umum, seperti musala dan kamar mandi umum, rusak dan hancur.

Tujuh orang dari tiga penghuni rumah yang hancur bahkan ikut hanyut terbawa arus air limpahan yang saat itu diperkirakan mencapai ketinggian 2 meter.

Mereka yang hanyut ialah Ustaz Abdullah, 38, Esih, 2, Susi, 19, Yuyu, 17, Jaenab, 14, Ratna, 25, dan Nimah, 25.

Nama terakhir saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi dan kondisinya kritis, sedangkan yang enam orang hanya menderita luka-luka.

Mereka ditemukan di lokasi berbeda dengan jarak ratusan meter dari rumahnya.

"Kelalaian pengembang membuat warga marah. Tadi pagi mereka merusak dua beko. Kaca-kaca perusahaan dirusak sampai pecah. Untungnya tokoh-tokoh masyarakat segera turun tangan dan menghalau warga. Kalau tidak, bisa lebih parah lagi. Saat itu warga sudah berniat membakar alat berat proyek," tutur Syafrudin Jefri, salah seorang warga di lokasi kejadian.

Jefri yang juga merupakan mantan Kepala Desa Ciherang Pondok menilai kesalahan memang ada di pihak pengembang proyek.

"Mereka lalai. Seharusnya pengembang mengantisipasi bagaimana kalau hujan turun. Saluran irigasi dibenerin, arah airnya diperhatikan. Terbukti, ketika hujan deras, tanggul tidak mampu membendung air, akhirnya jebol dan dampaknya begini. Masyarakat kena imbasnya, kami rugi besar," ungkapnya.

Kekesalan warga membara karena sebelumnya, Sabtu (12/3) malam juga sudah ada kejadian.

Tanggul irigasi di Kampung Bojong Koneng jebol.

Luapannya menghantam perumahan warga mengakibatkan tiga rumah porak-poranda.

Sedikitnya 10 kolam ikan (empang) hancur dan isinya hanyut.

Begitu juga dengan tanaman warga, ikut terbawa arus air.

"Tanggul irigasi kekeruk sama pembangunan tol. Mereka memang pasang pipa yang ukurannya tidak memadai. Ketika hujan besar, pipa tidak mampu menyalurkan air. Irigasi tidak kuat menampung dan jebol," urainya.

Saat ini, sejumlah titik di Ciawi memang tengah dilakukan pengerjaan pembangunan proyek Tol Bocimi tahap pertama atau pada radius 15 kilometer dari total panjang 34 kilometer.

Proses pengerjaan tahap satu tersebut sudah berlangsung sekitar empat bulan.

Ketika hal tersebut dikonfirmasikan, pengembang PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya (persero), mengaku belum dapat laporan detail.

"Waduh saya belum ada konfirmasi. Direkturnya ada sendiri-sendiri," ungkap Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto. Dia baru mengonfirmasi ke Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) setengah jam setelah ditanyakan kembali oleh Media Indonesia.

Hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban dari pihak BUJT.

"Belum ada jawaban," tutup Herwidiakto. (Ire/T-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya