Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
PERLAWANAN penyelundup terhadap personel Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau semakin berani dengan beberapa pola baru.
Kepala Kanwil DJBC Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun Parjiya, kemarin, mengakui kerja keras personel Bea dan Cukai juga terkadang kandas.
Salah satunya saat aparat yang menaiki kapal patroli BC 20008 hendak menindak sebuah kapal tanpa nama yang memuat 2.000 ballpress pada Selasa (8/3).
Ternyata, di sekitar kapal itu ada beberapa boat dengan puluhan preman bayaran yang dengan berani melempari petugas di BC 20008 menggunakan bom molotov.
Lalu, sebuah boat berusaha menabrakkan body boat ke kapal patroli.
Parjiya menambahkan, preman bayaran lainnya melemparkan tali ke propeler kapal BC 20008 dengan tujuan menghalangi kapal BC menangkap kapal penyelundup yang sarat muatan ballpress.
Petugas pun gagal menahan kapal penyelundup.
Para kriminal itu lolos memasuki kawasan Sei Dengki di saat kapal BC 20008 mengalami gangguan pada propeler dan petugas kapal patroli harus memadamkan api dari bom molotov yang dilempar ke bagian belakang kapal patroli.
Parjiya menambahkan, kisah lain juga terjadi saat pencegahan penyelundupan rokok dari East OPL Malaysia tujuan pantai timur Sumatra, pada Minggu (8/3).
Bermodalkan informasi intelijen mengenai penyelundupan rokok, pihak DJBC menyiagakan tiga kapal patroli di perairan Nongsa.
Ketiga kapal itu ialah BC 1305 dan BC 15030 yang disiagakan di perairan Tanjung Uban dan BC 119 bersiaga di perairan Tanjung Dato Tembilahan.
Teknik triple aggressions itu membuahkan hasil meski bukan tanpa kendala.
Ternyata, kapal yang menjadi target operasi terus melaju sembari membuang muatan rokok dan mengabaikan perintah menghentikan kapal. Terjadi aksi kejar-kejaran antara kapal penyelundup dan kapal patroli.
Ketika terdesak, nakhoda kapal penyelundup melancarkan aksi nekat dengan menabrakkan diri ke kapal patroli.
Menurut Parjiya, aksi tabrak itu relatif baru, meskipun akhirnya kapal penyelundup itu kandas di perairan Pulau Ngenang, Selat Riau.
"Tidak semuanya berhasil. Pasti ada kendala. Yang penting, kami mencoba membuat referensi dari pengalaman tersebut untuk dijadikan acuan ke depannya," tambahnya. (HK/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved