Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PEMERINTAH Kabupaten Keroom, Provinsi Papua memberikan bantuan bibit bawang merah dan pestisida kepada petani, yang kehabisan modal lantaran harga jatuh sebelum pandemi Covid-19 dan serangan ulat serta penyakit moler.
Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) Distrik Skanto bertindak cepat dipimpin Dwi Purwaningsih, untuk melakukan pengawalan dan pendampingan budidaya bawang merah bagi para petani setempat.
Dwi Purwaningsih mengatakan Distrik Skanto merupakan sentra produksi bawang merah, yang menjadi pemasok utama ke Pasar Sentral di Kabupaten Keroom maupun sendiri, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
"Harga jual di tingkat petani rata-rata Rp25.000 per kg, dari sebelumnya di kisaran Rp55.000 per kg," katanya melalui pernyataan tertulisnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keroom, Sunar mengingatkan seluruh penyuluh di Distrik Skanto agar mengawal dan mendampingi semaksimal mungkin atas bantuan bibit dari anggaran bantuan pandemi.
"Kegiatan ini harus berhasil. Hasilnya bermanfaat bagi petani bawang merah terdampak Covid-19. Kegiatan tersebut didukung dana Covid, sehingga harus berhasil mengatasi kesulitan petani," kata Sunar, Minggu (23/8).
Kegiatan budidaya diawali penetapan calon petani calon lahan (CPCL) pada April dan Mei 2020. Dilanjutkan penyerahan bibit dari pihak ketiga ke Dinas Pertanian Keerom yang diwakili penyuluh tiap kampung mengacu wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP), untuk diteruskan kepada ketua kelompok penerima bantuan.
"Bantuan bibit varietas Bima Brebes dan pestisida untuk luasan enam hektar. Tersebar di kampung Arsopura seluas dua hektar; satu hektar di Kampung Naramben; satu hektar di Kampung Yaturaharja dan Kampung Dukwia dua hektar," kata Sunar.
Penyuluh pusat di Kementerian Pertanian RI, Siti Nurjanah selaku pendamping kegiatan penyuluhan di Provinsi Papua melaporkan bahwa langkah tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada penyuluh untuk mengawal dan mendampingi petani mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Perhatian Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat besar terhadap petani dan penyuluh di level kecamatan hingga desa," kata Mentan Syahrul dikutip Siti Nurjanah.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengharapkan petani dan penyuluh tetap semangat, karena pertanian tidak boleh berhenti di tengah pandemi Covid-19. "Apa pun yang terjadi, pertanian tidak boleh berhenti."
Menurut Dedi Nursyamsi pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas Nasional di tengah krisis Covid-19. "Jangan abaikan Protokol Kesehatan selama di lapangan. Petani dan penyuluh wajib mengenakan masker. Jaga jarak. Hindari kerumunan. Rajin cuci tangan pakai sabun. Tujuannya menangkal korona," katanya. (OL-13)
Baca Juga: Pertama Kali Sejak Mei, Kasus Harian Covid-19 Italia Lampaui 1.000
Ada 15 unit drone yang dapat digunakan untuk edukasi bagi petani, akademisi, hingga komunitas pertanian digital.
Di Kabupaten Garut sudah ada 10 Polsek yang lebih dulu menjalankan kolaborasi dengan Bulog terutama dalam penyediaan beras SPHP.
Festival Pangan dan Cipta Menu Bergizi di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali.
Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin yakin bahwa literasi soal pangan akan membantu membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan.
"Pengakuan adalah pondasi penting dari upaya perlindungan dan pemajuan hak Masyarakat Adat,"
Peternak memanen telur ayam di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved