Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Banjir-Kekeringan Datang Berbarengan

Fer/LN/N-2
21/7/2020 05:20
Banjir-Kekeringan Datang Berbarengan
Warga korban banjir bandang bersama relawan mengatur bantuan logistik di pengungsian kawasan perbukitan di Desa Meli, Luwu Utara, Sulsel.(ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

SETELAH hujan deras mengakibatkan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ancaman bencana alam belum selesai. Dalam 10 hari ke depan, potensi banjir bisa datang ke sejumlah wilayah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

“Dalam 10 hari ke depan, potensi banjir kategori menengah bisa terjadi di sejumlah provinsi itu. Memasuki Agustus, potensi banjir kategori menengah juga masih berpeluang datang ke sebagian wilayah Papua Barat,” kata Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, BMKG, Nasrullah.

Sementara itu, kondisi berbeda harus dihadapi warga di Nusa Tenggara Timur. “Dae­rah ini diprediksi akan masih mengalami kekering­an,” tambah Kepala Pusat Meteorologi Publik, BMKG, Fachri Radjab.

Karena bahaya belum lewat, Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati menyatakan lima Balai Besar BMKG di daerah terus menggencarkan penyebarluasan peringatan dini. “Harus lebih masif dalam meningkatkan kewaspadaan dan mendukung upaya pencegahan bencana.”

Ia menambahkan, saat ini dinamika cuaca dan iklim terjadi di Tanah Air.

Indonesia bagian selatan mengalami kemarau, sedangkan wilayah ekuator masih berpotensi curah hujan tinggi. “Kondisi itu membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, sedangkan hujan ekstrem justru mengguyur beberapa wilayah lain.”

Dari Kabupaten Luwu Utara, pencarian korban banjir bandang masih harus diperpanjang hingga tiga hari ke depan. “Masih ada sembilan warga yang dilaporkan hilang oleh keluarganya,” kata Kepala Basarnas Makassar, Mustari.

Perpanjangan masa pencarian, lanjutnya, diputuskan tim setelah melakukan koordinasi serta evaluasi. “Sesuai prosedur pencarian operasi SAR itu dilakukan tujuh hari. Namun, karena di lokasi masih ada korban yang belum ditemukan, bupati meminta Basarnas untuk melanjutkan pencarian sampai tiga hari ke depan.”

Sampai kemarin, jumlah korban meninggal dunia dan sudah dapat dievakuasi mencapai 38 orang. Lima orang di antaranya masih dalam proses identifikasi.

Banjir bandang di Luwu Utara menyebabkan 4.202 kepala keluarga atau 15.994 jiwa terdampak. Di antara mereka, sebanyak 156 kepala keluarga atau 655 jiwa harus tinggal di pengungsian karena rumah mereka hancur dan direndam lumpur.

Luapan air yang membawa lumpur juga membuat 4.930 rumah mengalami kerusak­an, 10 rumah hanyut, dan 213 tertimbun lumpur. Satu kantor Koramil juga harus direlokasi karena terendam lumpur hingga ketinggian lebih dari 1 meter.

Banjir bandang juga menyebabkan jembatan antardesa terputus. Sementara itu, jalan lintas provinsi sempat tertimbun lumpur setinggi 1-4 meter. (Fer/LN/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya