Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEBAGIAN nelayan di Desa Kaduara Barat, Pamekasan, Jawa Timur, berencana menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di Pulau Kramat, yakni sebuah pulau kecil yang terletak di perbatasan perairan Kabupaten Pamekasan dengan Kabupatan Sumenep.
Busadin, 45, nelayan di Dusun Tambak, Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, kepada Antara, Selasa, menuturkan, rencana menyaksikan gerhana matahari total di Pulau Kramat itu, karena ingin menyaksikan secara langsung peristiwa yang jarang terjadi itu.
"Kami penasaran seperti apa gerhana matahari total yang akan terjadi ini, karena beritanya di televisi sangat membuat penasaran," kata Busadin.
Rencananya, sebagian nelayan itu, akan berangkat dari pantai Kaduara Barat setelah shalat subuh menuju Pulau Kramat.
Di pulau itu, mereka akan menunggu prosesi gerhana berlangsung hingga selesai. Setelah itu, para nelayan akan melaut.
Ayah satu orang anak ini menjelaskan, di desanya, memang tidak semua nelayan ikut menyaksikan gerhana matahari total. Bahkan ada di antara mereka yang memilih hanya berdiam diri di rumahnya.
"Hanya yang muda-muda yang ingin menyaksikan secara langsung. Kalangan tua ada yang mempercayai bahwa gerhana matahari bisa membuat orang buta, dan harus berdiam diri di dalam rumah," kata Busadin.
Pulau Kramat masuk perbatasan dengan Kabupaten Sumenep dan lokasinya tidak jauh dari Pulau Gilingan, Desa Gili Raja, Kecamatan Bluto, Sumenep. Perjalanan ke pulau ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan perahu mesin.
GMT merupakan sebuah fenomena langka yang tidak hanya ditunggu-tunggu oleh para ilmuwan, tetapi juga masyarakat di seluruh dunia.
Menurut dosen Ilmu Falak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan Achmad Mulyadi, M.Ag, fenomena ini tidak terjadi setahun sekali, tapi belasan atau bahkan ratusan tahun lagi baru akan terlihat, sehingga tak heran jika banyak orang yang kini bersiap-siap menyambut datangnya gerhana yang akan terlihat pada 9 Maret 2016.
Lama GMT di Indonesia berkisar antara 1,5 hingga 3 menit. Secara astronomis, totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Nugini selama 4 menit 9 detik. "Dan peristiwa ini menjadi lebih istimewa karena gerhana matahari yang terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016 tersebut akan datang bersamaan dengan perayaan hari raya Nyepi," katanya.
Indonesia, kata dia, menjadi satu-satunya wilayah daratan yang dilalui oleh Gerhana Matahari Total 2016.
Ada 12 provinsi di Indonesia yang akan dilalui oleh gerhana, yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara dan di luar daerah yang dilintasi jalur totalitas gerhana hanya akan bisa menikmati Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Ia menjelaskan, gerhana matahari merupakan fenomena yang terjadi apabila matahari tertutup oleh bulan.
Fenomena gerhana matahari total pada tahun 2016 ini, dianggap sebagai peristiwa langka yang belum dapat disaksikan kembali dalam 40 tahun ke depan.(X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved