Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kalsel Siaga Darurat Karhutla

DY/PO/X-10
04/7/2020 05:15
Kalsel Siaga Darurat Karhutla
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bersama Kapolda Kalsel Irjen Nico Afinta melihat sarpras pendukung penanganan karhutla.(MI/Denny Susanto )

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan status siaga darurat bencana kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut seiring datangnya musim kemarau. Hingga kini, berdasarkan data satelit Lapan, sebaran titik api di Kalsel sepanjang Januari-Juni 2020 mencapai 1.164.

Penetapan status siaga darurat bencana kabut asap dan karhutla ini melalui Surat Keputusan Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0487/KUM/2020 tertanggal 29 Juni 2020.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Sahrudin, mengungkapkan status siaga darurat bencana kabut asap dan karhutla berlaku sejak 1 Juli hingga 30 November 2020.

“Dasar penetapan status darurat siaga bencana ini berdasarkan data BMKG yang menyatakan bahwa Kalsel memasuki musim kemarau dan berpotensi terjadi bencana kabut asap dan karhutla,” ungkapnya, kemarin.

Terkait upaya penanganan bencana tahunan musim kemarau ini, Gubernur Kalsel telah meng­instruksikan pemda di 13 kabupaten/kota untuk mewaspadai ancaman bencana kabut asap dan karhutla ini. Sebelumnya apel kesiagaan menghadapi bencana ini telah dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi terkait, TNI-Polri, serta pihak swasta.

Kalsel merupakan satu dari tujuh provinsi di Tanah Air yang rawan bencana kabut asap dan karhutla menurut data Kementerian LHK.

Direktur Eksekutif Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum menindak tegas korporasi yang terlibat pembakaran hutan dan lahan. Menurut data Walhi, sebagian besar titik api pada 2019 muncul di wilayah konsesi perusahaan perkebunan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hotspot atau titik panas di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah akibat kemarau. Selama satu pekan terakhir, tercatat belasan hotspot terpantau di sejumlah kabupaten di daerah itu, terbanyak di Kabupaten Sumba Timur.

Sesuai laporan BMKG Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Sumba Timur, kemarin muncul lagi 3 hotspot, terdiri atas 2 hotspot di Sumba Timur yakni di Kecamatan Lewa dan Paberiwai dan 1 hotspot di Sumba Tengah yakni di Kecamatan Umbu Ratu Nggay.

“Hotspot di Sumba Tengah terpantau pada pukul 10.27 Wita dan dua hotspot di Sumba Timur terpantau pukul 14.24 Wita,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Lambertus Limahelu, lewat keterangan tertulis.

Hotspot di Pulau Sumba biasa­nya akibat pembakaran lahan oleh warga untuk membuka lahan. Selain itu, pembakaran lahan dilakukan agar tumbuh rumput baru bagi makanan ternak.
Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi, menambahkan tingkat kepercayaan hotspot di Sumba mencapai 80%. (DY/PO/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik