Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Protokol Kesehatan di Pasar masih Longgar

BN/AS/OL/RS/TS/RF/N-3
22/6/2020 05:30
Protokol Kesehatan di Pasar masih Longgar
Masih banyak warga yang tidak mengindahkan protokol kesehatan, di Pasar Projo Ambarawa, Kabupaten Semarang, kemarin.(MI/Akhmad Safuan)

PARA pedagang di pasar tradisi­onal Kota Malang, Jawa Timur, belum sepenuhnya siap menghadapi tatanan kenormalan baru. Itu karena para pedagang di 26 pasar di daerah itu masih banyak yang mengabaikan aturan protokol kesehatan.

Mereka lalai mengenakan masker dan sarung tangan. Karena itu, masa transisi menuju kenormalan baru diperpanjang selama tujuh hari mulai 20 Juni. “Masih ada pedagang yang acuh tak acuh terkait protokol kesehatan, terutama di Pasar Blimbing,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto, kemarin.

Kendati begitu, sekitar 95% pedagang lainnya sudah patuh menerapkan protokol kesehatan di pasar. Menurut Wahyu, tingkat kepatuhan pedagang masih lebih baik ketika penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah (Jateng). Di bebarapa daerah di provinsi tersebut, pasar tradisi­onal masih tidak tertib dan menjadi sumber penyebaran covid-19.

Berdasarkan pantauan, suasana di Pasar Projo, Ambarawa, Kabupaten Semarang, masih belum berubah dengan kesemrawutan, terutama pada pukul  02.00-08.00 WIB. Para pedagang yang berjualan di halaman dan jalan raya sekitar pasar tidak mengindahkan ancaman bahaya penyebaran covid-19.

Demikian pula warga yang datang berbelanja masih berjubel tanpa jarak dan hanya sebagian kecil yang memakai masker. “Sejak awal pandemi covid-19, tidak ada pembatasan di pasar ini dan dibiarkan seperti itu hingga sekarang,” kata Eko, 48, pedagang makanan di Pasar Projo Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Secara terpisah, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, kembali mengins­truksikan agar pemerintah daerah melakukan penertiban dan penataan pasar karena masih banyak yang melanggar protokol kesehatan.

“Berkali-kali saya sidak (inspeksi mendadak) dan keliling di beberapa pasar, ternyata masih banyak dijumpai pedagang dan pembeli yang tidak taat protokol kesehatan. Ini sangat berbahaya,” kata Ganjar.

Di Bali, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali terus melakukan sidak di sejumlah pasar tradisional. Sidak dilakukan untuk mengetahui implementasi protokol kesehatan di pasar.

Sebagai informasi, penambahan kasus positif covid-19 di Bali kian tinggi belakangan ini karena transmisi lokal melalui pasar tradisional. Di sisi lain, Pemerintah Kota Denpasar telah meminta para pengelola pasar agar memasang pembatas plastik di semua los-los pasar.

Salah satu pasar rakyat yang telah memasang pembatas plastik, yaitu Pasar Kertha Waringin Sari di Desa Anggabaya, Denpasar Timur. Sebaliknya, pasar di Kabupaten Temanggung, Jateng, dipastikan sudah aman dari penyebaran covid-19. Hal itu disampaikan Bupati Temanggung, M Al-Khadziq.

Dengan begitu, warga Temanggung kini sudah bisa kembali beraktivitas di pasar meski tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman Djohan, meminta para pedagang patuh dan menjalan­kan disiplin protokol kesehatan jika kebijakan ganjil-genap diterapkan di pasar.(BN/AS/OL/RS/TS/RF/N-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya