Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PADA musim tanam kali ini petani di berbagai daerah merugi karena munculnya hama yang merusak tanaman padi. Seperti di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hasil panen musim ini turun hingga 50%. Penyebabnya ialah banyak tanaman padi yang hasilnya kosong karena terserang penyakit putih pada saat musim hujan.
Ilah Wasilah, 37, pemilik sawah di Dusun Cimanglid, menjelaskan turunnya hasil panen membuat tingkat penjualan menurun hingga 50%. Biasanya Ilah mendapat keuntungan Rp3 juta dari empat petak lahan sawah. Namun, kini ia hanya mengantongi uang Rp1,5 juta.
“Bulir padi banyak yang kosong sehingga tidak bisa dipanen semua,” terang Ilah, Selasa (01/03). Sekretaris Desa Cijedil, Halimah, memaparkan turunnya hasil panen terjadi di seluruh Desa Cijedil. Penyebabnya ialah penyakit putih sehingga banyak bulir padi yang kosong.
“Hasil pertanian turun sekitar 50%. Saya juga biasanya mendapatkan 4 kuintal, tapi sekarang cuma 2 kuintal dari luas sawah 1.750 meter persegi,” ucapnya.
Di Indramayu, hama tikus mulai menyerang tanaman padi pada musim tanam rendeng. Petani pun diimbau untuk rutin melakukan gropyokan guna mengatasi hama tersebut. Serangan hama tikus di antaranya terjadi di Desa Tegal Taman, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Di desa itu ribuan ekor tikus menyerang areal persawahan petani secara tiba-tiba sekitar sepekan lalu. “Padahal, tanaman padi rata-rata sudah mulai keluar malai dan bunting,” kata Kepala Desa Tegal Taman,
Jamroni.
Serangan hama penyakit juga terjadi di Banyumas, Jawa Tengah. Hasil panen di sejumlah wilayah merosot hingga 40% akibat serangan hama wereng batang cokelat. Untuk menyelamatkan padi agar tidak mengalami puso, petani memanen dini tanaman padi mereka. Slamet, 48, petani Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, menjelaskan seharusnya masa panen pada usia padi 115-120 hari.
“Tapi saat usia padi sekitar 90-95 hari harus sudah saya panen untuk menghindari hama wereng.”
Harga beras
Selain hama tanaman, angin kencang dan hujan menyebabkan tanaman padi roboh. Hasil panen yang dialami para petani di sejumlah desa di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menurun karena banyak tanaman padi rusak terhempas angin.
Banyaknya hama tanaman yang menyebabkan merosotnya produksi padi berdampak pada harga beras yang tidak stabil. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, harga beras naik meskipun petani sedang panen raya. Rata-rata kenaikan harga beras Rp500-Rp1.000 per kg.
Sebaliknya, harga beras di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, cenderung turun. Harga beras di beberapa toko di Kota Lewoleba turun Rp1.000-Rp2.000 per kg. Harga beras di Pasar Induk Kasih, Kota Kupang, NTT, masih normal karena ada campur tangan operasi pasar yang digelar Bulog Divre NTT selama sebulan terakhir.
Sementara itu, sejumlah penggilingan di Kabupaten Cirebon hingga kini masih mendapat pasokan gabah dari Jawa Tengah. Rata-rata pemilik penggilingan membeli 20 ton gabah dari Demak, Jawa Tengah. Sri, pengusaha penggilingan dari Desa Buyut, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, mengatakan cuaca yang belum menentu membuat ia belum berani teken kontrak dengan Bulog Subdivre Cirebon. (UL/LD/JI/PO/PT/AD/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved