Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Pembangunan Bendungan Tapin Dipastikan Berlanjut

01/3/2016 02:25
Pembangunan Bendungan Tapin Dipastikan Berlanjut
(Istimewa)

PEMBANGUNAN Bendungan Tapin di Desa PipitakJaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan terus berjalan dan diyakini mampu mengairi sedikitnya 6.000 hektare (Ha) areal persawahan.

Seusai panen raya di Tapin Tengah, Senin (29/2), Bupati Tapin Ariffin Arpan meyakini bendungan itu akan merealisasi harapan agar produktivitas padi di daerah itu bisa meningkat dan Tapin menjadi lumbung padi di Kalsel.

Pembangunan Bendungan Tapin seluas 600 Ha sudah sampai tahap pembangunan tapak.

Bendungan itu juga dirancang untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 3,3 Megawatt, air minum, dan objek wisata.

"Tim ahli dari Jepang telah survey untuk pembangunan pembangkit di bendungan itu," ucapnya.

Kepala Satker Pemanfaatan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Sungai Kalimantan II Eddy Hari Purwanto berharap pembangunan Bendungan Tapin selesai pada 2017.

"Hingga kini sudah berjalan proses pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Tapin mencapai luas 600 Ha," ucapnya.

Proyek pembangunan Bendungan Tapin termasuk dalam program prioritas pembangunan 49 bendung seluruh Indonesia.

Kontraktor yang memenangi proyek senilai Rp896 miliar itu adalah konsorsium PT Brantas Abipraya dan PT Waskita Karya Tbk.

Rentannya kebutuhan air baku di wilayah Wonogiri selatan yang bersamaan dengan rusaknya sembilan embung, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat meminta pembiayaan revitalisasi ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Kondisi 9 embung di Wonogiri Selatan sudah sangat parah dan tidak lagi efektif menampung air. Padahal keberadaanya dibutuhkan ribuan warga dan untuk kepentingan pertanian. Karena itu kami ajukan bantuan dana ke Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah karena kabupaten tidak memiliki cukup anggaran," tegas Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto.

Sembilan embung yang dimaksud adalah Gompyong, Weru dan Ngledok di kecamatan Paranggupito, embung Suruhan dan Braholo di Kecamatan Pracimantoro, embung Beleh dan embung Sambirejo di Giritontro, embung Glimbung di Giriwoyo, dan embung Weru di Eromoko.

"Setidaknya 2.152 kepala keluarga (KK) membutuhkan embung itu, hanya saja kondisinya sudah sangat memprihatinkan, rusak, dan tidak baik untuk menyimpan air," tukas dia. (DY/WJ/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya