Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PROGRAM mencetak sawah baru masih di bawah target.
Banyak lahan yang tidak layak dijadikan persawahan karena masih berupa rawa.
KSAD Jenderal Mulyono saat panen raya di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/2), mengatakan pada 2015 sawah baru yang terealisasi hanya seluas 20.000 hektare (ha) dari target 23.000 ha.
"Pada 2016 ditargetkan cetak sawah baru seluas 200.000 hektare. Saat ini baru tercapai sekitar 7.000 ha," kata Mulyono.
Menurut Mulyono, rendahnya pencapaian itu disebabkan beberapa lahan ternyata tidak layak dijadikan sawah karena berupa rawa-rawa.
Panen raya itu juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Mentan Amran Sulaiman mengaku masih berusaha mengejar target mencetak sawah baru seluas 200 ribu hektare.
"Realisasi sementara masih kita data. Kami masih melakukan akselerasi," kata Amran
Adapun Ganjar Pranowo mengajak petani di Kabupaten Cilacap untuk menolak impor beras karena produksi padi yang melimpah.
"Hasil seperti ini tidak hanya di Cilacap, hampir se-antero Indonesia. Masak masih impor beras," katanya
Oleh karena itu, dia menyayangkan jika masih terjadi impor beras.
"Petani sanggup enggak?" katanya yang disambut tepuk tangan petani.
Ganjar mengatakan ke depan kedaulatan pangan dan kedaulatan energi merupakan suatu keharusan. "Kita harus mampu berproduksi untuk mencukupi kebutuhan pangan sendiri," katanya.
Ganjar mengapresiasi program beras premium seharga Rp7.500 per kg yang diluncurkan Kementerian Pertanian dengan label 'Beras Premium 7.500'.
Apalagi, lanjut dia, harga beras premium rata-rata Rp10.000-Rp11.000 per kg.
Hanya saja, Ganjar mengakui belum mengalokasikan anggaran daerah untuk mendukung program tersebut.
"Kami belum menganggarkan soal itu, program yang sudah ada saja. Yang sudah ada kita replikasi. Dengan itu sudah bagus," katanya. (LD/YK/Ant/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved