Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
EMPAT penari laki-laki Keraton Yogyakarta tampak duduk bersila menanti alunan musik gamelan dimainkan.
Saat musik terdengar, mereka mengangkat tangan dan mulai menari dalam posisi duduk bersila. Sebelum keempat penari berdiri, empat abdi dalem dengan pakaian peranakan datang menghampiri.
Mereka jalan berjongkok dari sisi kanan dan kiri. Tiap-tiap abdi dalem membawa hand sanitizer untuk digunakan sebagai pencuci tangan para penari.
Gerak Beksan Nir Corona tersebut diunggah di akun resmi Instagram Keraton Yogyakarta, @kratonjogja.
Beksan yang dipersembahkan Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo itu merupakan ungkapan ikut berbahagia dalam merayakan ulang tahun kenaikan takhta (tingalan jumenengan dalem) ke-32 Sri Sultan Hamengku Buwono X menurut hitungan kalender Jawa.
Namun, tidak hanya itu, melalui pertunjukan tersebut Keraton Yogyakarta juga ingin mengajak masyarakat agar tetap berkesenian dan menjaga budaya walau harus di rumah.
Terkait dengan Beksan Nir Corona, Penghageng Kawedanan Kridhomardowo, KPH Notonegoro, menuturkan tarian itu tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah tarian lengkap. Namun, itu hanya ragam-ragam gerak yang didasarkan pada ragam gerak tari klasik gaya Keraton Yogyakarta.
Gerakan tarian yang dikoreografi abdi dalem mataya, Raden Jajar Pulung Ranggamataya, tersebut disesuaikan dengan gerakan mencuci tangan yang benar.
Pada proses penciptaannya, lanjut Kanjeng Noto, tarian tersebut mengalami satu kali revisi.
“Draf awal yang diajukan ke saya sudah cukup bagus. Saya hanya minta revisi sedikit untuk memastikan semua gerakan cuci tangan yang benar bisa masuk tarian itu,” jelas suami GKR Hayu itu kepada Media Indonesia, kemarin.
Kanjeng Noto kemudian meminta abdi dalem mataya putri, Nyi Mas Jajar Mayongsari Mataya, agar membuat gerakan sesuai dengan versi putrinya.
Setelah revisi rampung, tarian itu disuguhkan untuk publik.
Melalui pertunjukan Beksan Nir Corona, pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat ialah pentingnya mencuci tangan sesuai dengan anjuran pemerintah yang ditunjukkan lewat gerakan tarian.
Walau para penari menyesuaikan gerakan-gerakan mencuci tangan seperti anjuran pemerintah, Beksan Nir Corona tetap berpijak pada pakem tari klasik gaya Keraton Yogyakarta.
Sebagaimana tarian jawa pada umumnya, tarian itu juga diawali dengan sembahan, kemudian dilanjutkan dengan gerakan-gerakan lainnya yang menyerupai muryani busana (memulai dengan berbusana). (Ardi Teristi Hardi/N-3)
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII resmi ditutup Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Eks Bandara Selaparang Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (1/8) malam.
Acara ini menampilkan pertunjukan kolosal budaya pencak silat dan tarian tradisional Betawi oleh lebih dari 5 ribu pesilat dan 2 ribu penari dari berbagai padepokan dan sanggar di DKI Jakarta
Wootae, atau yang memiliki nama lengkap Chae Woo-tae (채우태), adalah seorang penari dan koreografer asal Korea Selatan yang dikenal berkat prestasinya di dunia tari
Selama dua hari pelaksanaan, Festival Pesenggiri menampilkan beragam pertunjukan seni tradisional yang dikemas dalam format berbeda, dan mengundang banyak pengunjung ke lokasi acara.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
Sisilia Oei berhasil memenangkan kategori Adult Ballet Solo Progressing (21 tahun ke atas) menunjukkan prestasi luar biasa di usia yang sudah tidak muda lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved